Ngeri! TikToker Ini Berubah Jadi Pembunuh yang Kejam

Kabar Internasional

Ngeri! TikToker Ini Berubah Jadi Pembunuh yang Kejam

Aisyah Kamaliah - detikJabar
Selasa, 05 Nov 2024 03:30 WIB
Ali Abulaban punya lebih dari 940.000 followers di TikTok. Dia sering upload sketsa komedi hingga pernikahannya. Tak ada yang menyangka dia seorang pembunuh.
Ana dan Ali Abulaban. (Foto: TikTok)
Jakarta -

Pembunuhan bisa dilakukan siapapun terhadap siapa saja. Bahkan, beberapa kasus suami membunuh mantan istrinya juga terjadi.

Hal ini juga dilakukan seorang suami sekaligus TikToker dengan 940 ribu lebih pengikut. Siapa sangka, dikenal karena sering mengunggah sketsa komedi, ia justru jadi pembunuh yang kejam!

Pria itu bernama Abulaban. Dulunya seorang Angkatan Darat AS dan bertugas di Jepang. Di sana, dia bertemu dengan istrinya Ana yang berasal dari Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepertinya Abulaban sudah cukup bermasalah sejak dulu. Dia dikeluarkan dari milter setelah dituduh berkelahi dengan salah satu temannya. Akhirnya, Abulaban dan Ana pindah ke Virginia, di mana keluarganya berada.

Dikutip dari detikInet, Abulaban dan Ana menikah pada 2017 dan dikaruniai seorang putri. Kemudian, Abulaban mulai membuat TikTok dengan nama akun Jinnkid. Isinya berupa video komedi.

ADVERTISEMENT

Kadang, Ana jadi cameo dan membantu Abulaban untuk syuting. Akhirnya, dia pun menjadi influencer terkenal sampai pindah ke apartemen mewah di lantai 35 di San Diego. Karena pada dasarnya Ana memang cantik dan modis, alhasil, dia juga ikut terkenal dan punya banyak fans.

Lambat laun, netizen mulai menyadari ada yang salah dari hubungan pernikahan Abulaban dan Ana. Abulaban kecanduan kokain, bahkan dia pernah kelihatan pakai narkoba saat live streaming. Tak jarang, dia mengkritik istrinya dan menuduhnya tidak setia, di hadapan penonton yang cuma bisa melongo.

Abulaban juga beberapa kali melakukan verbal abuse atau kekerasan verbal dalam video yang diunggah. Ana awalnya enggan cerai karena takut anaknya akan dibawa Abulaban, tapi pada akhirnya dia melaporkan Abulaban ke polisi atas tuduhan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Pada 18 Oktober 2021, Ana meminta Abulaban keluar dari apartemen mereka. Ana juga telah mengatakan bahwa pernikahan mereka telah berakhir. Pada hari itu, Abulaban disebut-sebut mendorong Ana dan Ana mengancam akan melaporkan perbuatan itu. Abulaban pun pindah ke hotel.

Tapi yang tidak Ana ketahui, Abulaban punya kunci cadangan. Saat Ana keluar rumah pada 21 Oktober, Abulaban datang ke apartemen dan mengunduh aplikasi pengintai (spyware) di iPad anak mereka.

Suatu hari, Ana mengundang temannya yang bernama Rayburn Cardenas Barron (29) ke apartemen. Ketika itu, anak Ana sedang sekolah.

Diam-diam dengan penyadap, Abulaban mendengar bahwa istrinya dan Rayburn tertawa dan saling berbincang. Yakin bahwa keduanya terlibat hubungan asmara, Abulaban bergegas ke apartemen membawa pistol.

Saat menerobos masuk, Abulaban mendapati Ana dan Rayburn sedang ada di sofa. Abulaban menembak Rayburn dalam jarak dekat di leher, wajah, dan kepalanya. Kemudian, dia melepaskan peluru ke kepala Ana.

Setelah pembunuhan itu, Abulaban menelepon ibunya dan menceritakan apa yang telah dilakukannya. Ia bahkan mengirim foto jenazah Ana dan Rayburn untuk membuktikannya.

Selanjutnya, Abulaban pergi dari apartemen dan pergi menjemput putrinya dari sekolah. Ia memberi tahu putrinya yang berusia lima tahun itu bahwa ia telah 'menyakiti ibu'. Singkat cerita, dia ditangkap oleh polisi dan ditahan.

Pada persidangan awal tahun ini, Abulaban tidak menyangkal telah membunuh Ana dan Rayburn. Namun, ia mengatakan bahwa itu terjadi atas alasam psikosis yang disebabkan oleh obat-obatan dari konsumsi kokain dalam jumlah besar. Pada bulan Mei, juri memutuskan Abulaban bersalah atas pembunuhan tingkat pertama.

Abulaban membuat pernyataan yang menyalahkan penyakit mental dan penyalahgunaan narkoba atas tindakannya. Dia menyerang juri secara verbal dan mengeluhkan hukuman atas kejahatannya.

"Secara pribadi, saya percaya setiap orang harus memiliki kemampuan untuk pembebasan bersyarat karena setiap orang memiliki kemampuan untuk berubah. Dipenjara selamanya terasa seperti dikirim ke neraka, dan menurut saya itu tidak adil," kata Abulaban.

Hakim tidak menerima alasan Abulaban dan bersikeras pembunuhan itu disengaja.

"Menembak dalam hitungan detik setelah memasuki apartemen, jelas menunjukkan niat untuk membunuh. Bukan karena terbawa suasana. Pembunuhan yang disengaja, direncanakan, dan berdarah dingin," tegas hakim. Demikian melansir Mirror.

Artikel ini telah tayang di detikInet



Hide Ads