Sadis Penjual Cilor Bandung Habisi Nyawa Pasutri gegara Sampah dan Air

Jabar X-Files

Sadis Penjual Cilor Bandung Habisi Nyawa Pasutri gegara Sampah dan Air

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 27 Mei 2024 18:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi TKP. Foto: Dok.Detikcom
Bandung -

Pada 27 November 2016 silam, warga Gang Desa, Kelurahan Babakansari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung digegerkan kejadian sepasangan suami istri yang ditemukan dalam kondisi bersimbah darah.

Korban dalam kejadian ini yakni Lina Marlina dan suaminya Ade Sumarna. Lina ditemukan tergeletak di jalan gang dan Ade ditemukan tergeletak di dalam kamar kontrakannya.

"Saya menemukan Ibu Lina sudah tergeletak, bibirnya tersayat, lehernya dan tubuhnya ada luka tusuk. Suaminya Pak Ade di kamar ada luka tusuk di jantung," kata Ketua RT setempat yang kala itu dijabat Iman Sudirman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemukan warga, kedua korban masih hidup. Namun saat dilarikan ke Rumah Sakit Al Islam, Kota Bandung nyawa keduanya tak tertolong.

Hasil penyelidikan polisi menyebut peristiwa berdarah ini dilatarbelakangi karena perebutan air dan masalah sampah. Pelaku dalam kasus pembunuhan pasutri itu merupakan tetangganya sendiri bernama Jufri Sahempa. Jufri sendiri diketahui berprofesi sebagai penjual cilor.

ADVERTISEMENT

"Korban ini sering menghidupkan air, giliran pelaku nggak kebagian. Terus anak korban juga sering menyimpan sampah di depan kamarnya pelaku," kata Kapolsek Kiaracondong yang kala itu dijabat Kompol Asral B Bakar.

Pelaku tersulut emosinya sehingga membunuh pasutri itu. "Ini ributnya diduga bukan sekali. Karena emosinya tinggi jadi terjadi seperti itu," ujarnya.

Jufri kemudian menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya. Penjual cilor itu mengaku murka terhadap kelakukan pasutri yang ia bunuh. "Saya tersinggung soal kata-kata dan perilaku mereka (korban), yang selalu menyinggung hati saya," kata Jufri di Mapolrestabes Bandung.

Jurfi selalu bertentangan dengan korban selama kurang lebih dua tahunan. Penjual cilor itu mengaku menerima perilaku tak menyenangkan. Jufri menuding keran air yang menuju tempat kontrakannya selalu ditutup oleh pasutri tersebut.

"Saya tegur (korban) agar bagi-bagi air. Karena saya tempatnya paling pinggir, kalau sebelah (kontrakan korban) menutup keran, saya tidak kebagian air," jelas Jufri.

Sebelum kejadian pembunuhan itu terjadi, Jufri yang saat itu tengah menyiapkan cilor dagangnya sempat menegur Ade perihal air. Tapi Ade, menurut Jufri, malah mengajak berkelahi sehingga emosinya terpancing.

"Dia (Ade) ajak berantem sambil bilang 'sia wani ka aing' (kamu berani sama saya). Ya sudah saya kesal, gelap mata dan memang sudah kelewatan kelakuan mereka. Saya tidak ada niat buat membunuh," terangnya.

Merasa direndahkan, Jufri langsung mengambil pisau lalu menyerang Ade. Usai menusuk dada dan perut Ade, amarahnya belum reda. Jufri pun langsung berlari mengejar Lina, menikam bagian perut, dada dan mulutnya.

Kedua korban terkapar bersimbah darah. Lalu ia memilih menyerahkan diri ke kantor polisi. "Saya langsung datang ke Polsek Kiaracondong, nggak ada niat buat kabur," pungkasnya.

Jabar X-Files merupakan rubrik khas detikJabar yang menyajikan beragam kejadian kriminal atau kejadian luar biasa yang pernah menyita perhatian publik.

(wip/sud)


Hide Ads