Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.
Tarsum (41) menanyakan kondisi istrinya Yanti (40) yang tewas, kemudian ia mutilasi menjadi beberapa bagian. Pertanyaan itu dilontarkan Tarsum, ketika ia menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD Ciamis Andi Fatimah, Selasa (7/5/2024).
Kondisi Tarsum memang cenderung sudah stabil, namun lebih banyak diam dan kadang tidak nyambung saat diajak bicara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter bilang menyampaikan memang ditanya seperti biasa. Setelah pertanyaan biasa ada kecenderungan nyambung kadang tidak nyambung. Jadi memang kondisinya sudah stabil tapi setelah lama kelamaan diam kembali lagi. Justru menanyakan keluarganya. Istrinya bagaimana," ujar Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Joko Prihatin, Selasa (7/5/2024).
Untuk itu dokter kejiwaan RSUD Ciamis merekomendasikan tersangka untuk observasi lebih lanjut dan supaya mendapat perawatan di RS Jiwa Cisarua. Mengingat di RSUD Ciamis tidak ada tempat khusus.
"Ya kata dokter, tersangka menanyakan keluarganya sehat bagaimana istrinya. Kita belum bisa memastikan itu (sadar atau tidak). Perlu observasi 14 hari. Mungkin terpukul terguncang," kata Joko.
![]() |
Polisi baru akan menentukan kelanjutan proses pidana Tarsum setelah hasil observasi selesai selama 14 hari. Satreskrim Polres Ciamis pun akan koordinasi dengan JPU dan nanti akan diputuskan oleh pengadilan.
"Selama di tahanan cenderung stabil. Kalau tidak ditanya diam. Jarang ngomong. Cendrung diam tidak ada emosi yang meluap luap ngamuk. Sudah stabil. Tadi pemeriksaan di dalam ruangan khusus itu berdua saja," pungkasnya.
Sebilah Pisau
Pagi itu, di hari Jumat (3/5/2024) pagi sekitar pukul 07.30 WIB warga Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis dibuat geger saat Tarsum menaruh potongan demi potongan bagian tubuh Yanti di jalan kampungnya.
Ironisnya lagi, ia sampai hati menawarkan daging dari potongan tubuh istri tercintanya, yang ditenteng sembari berteriak menjualnya kepada tetangga. Sembari membawa baskom berisi daging, Tarsum berteriak 'peser daging si Yanti, peser daging si Yanti (beli daging si Yanti)' sembari dibawanya keliling.
Yanti tewas setelah dimutilasi Tarsum menjadi beberapa bagian, seperti kedua tangan dan kaki yang sudah terpisah. Menurut Ketua RT setempat, Yoyo Tarya peristiwa pembunuhan dan mutilasi itu terjadi saat Yanti hendak berangkat menghadiri acara pengajian di masjid.
Tiba-tiba, Tarsum memukul Yanti dengan balok kayu saat sedang berada di jalan kampung. Saat itu lah Tarsum kemudian mengambil pisau dan memutilasi Yanti di jalan.
Pisau dapur milik Tarsum memiliki gagang plastik warna merah dengan ujung runcing. Pisau itu nampak seperti pisau pada umumnya yang biasa digunakan ibu rumah tangga untuk memasak.
Meski berukuran kecil dan hanya pisau dapur, nyatanya Tarsum mampu memutilasi jasad istrinya hingga 5 bagian. Yakni dua kaki, dua tangan dan dada. Tarsum mampu melakukannya, sebab sehari-hari profesinya ialah bandar domba atau penjual daging kambing.
"Profesinya sehari-hari jual beli kambing. Dikatakan bangkrut tidak juga karena masih berjalan, kemarin masih bawa jualan domba," cerita Yoyo.
Namun memang, sejak beberapa hari sebelumnya Tarsum menunjukkan gelagat aneh yakni melakukan upaya bunuh diri. Ia mencoba bunuh diri dengan membenturkan kening ke tembok. Tarsum juga sempat menitipkan anaknya ke RT dan tetangga.
"Pelaku sempat menitipkan anak katanya mau merantau ke Kalimantan. Pangdidikeun budak (tolong didik anak saya)," ucap Yoyo.
Setelah kejadian, Tarsum langsung diamankan polisi dengan dramatis. Tarsum kini ditahan di ruang tahanan isolasi Polres Ciamis, terpisah dari tahanan lain. Awalnya kondisinya labil dan sulit untuk dimintai keterangan oleh polisi.
"Sewaktu dilakukan pemeriksaan terhadap tersangka, begitu menjurus ke pembunuhan dan mutilasi dia langsung berhenti dan tidak mau berkata-kata bahkan reaktif," ujar Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Joko Prihatin, Senin (6/5/2024).
Joko menyebut kondisi Tarsum kini mulai stabil dan agak bisa diajak bicara. Kondisi Tarsum itu berbeda pada saat dibawa ke Mapolres Ciamis yang masih reaktif.
(yum/yum)