Jerit Kesakitan Sopir Angkutan Umum yang Tewas Dianiaya 2 Preman Tasik

Jerit Kesakitan Sopir Angkutan Umum yang Tewas Dianiaya 2 Preman Tasik

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 11 Jan 2024 16:45 WIB
Dua pelaku penganiayaan digelandang anggota Polres Tasikmalaya Kota.
Dua pelaku penganiayaan digelandang anggota Polres Tasikmalaya Kota. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Tasikmalaya - Aksi penganiayaan yang dilakukan dua orang preman kawasan terminal Pancasila Kota Tasikmalaya, hingga menyebabkan seorang sopir angkutan umum meninggal dunia, membuat heboh warga di daerah itu.

Warga tak menyangka nyawa Yaya Sutardi (48) warga Kota Banjar yang merupakan sopir angkutan Tasik-Banjar tersebut akan kandas di tangan Dian Tato alias Imam (34) dan Yanto (29) warga Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

Ari Ramdani (23) pegawai kedai bubur kacang mengaku tak menyangka aksi orang-orang itu akan menyebabkan korbannya meninggal dunia. "Kejadian Selasa sekitar jam 14.30 WIB, korban itu lagi makan bubur, duduknya sendirian di depan. Terus datang tiga orang nyamperin dia," kata Ari, Kamis (11/1/2024).

Ari mengatakan setelah sedikit berbincang, salah seorang dari mereka membawa korban ke toilet di dalam kedai. Toilet itu sendiri sebenarnya bukan toilet umum. Ketika itu Ari sendiri tak bisa berbuat banyak, ketika menyaksikan orang-orang itu masuk nyelonong ke belakang kedai. "Yang seorang lalu membawa korban ke belakang, diajak ke WC. Nggak dipaksa sih, ya diajak saja," kata Ari.

Selanjutnya Ari mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi antara korban dan para pelaku. Dia mengaku tak mau ikut campur urusan yang tampak serius itu. "Saya nggak tahu, tapi sempat terdengar suara orang mengaduh, seperti kesakitan," kata Ari. Dua pria lainnya juga sempat ikut menghampiri ke belakang.

Setelah beberapa menit keempat orang itu berjalan keluar beriringan, Ari melihat korban mengalami luka di bagian hidungnya. "Setelah pulang dari WC, korban terlihat berdarah di hidungnya," kata Ari. Dia juga mengaku sempat melihat korban dibawa naik sepeda motor oleh para pelaku. "Dibawa naik sepeda motor, jadi ada 2 sepeda motor. Nggak tahu dibawa ke mana," kata Ari.

Keesokan harinya Ari baru mengetahui jika korban meninggal dunia. Lapak dagangannya kemudian didatangi polisi untuk melakukan olah TKP. Polisi juga mengamankan rekaman CCTV di kedai bubur kacang itu sebagai barang bukti.

Belakangan diketahui, usai dari kedai bubur kacang itu, korban dibawa pelaku ke daerah Leuwianyar dekat pejagalan sekitar Jalan Ahmad Yani Kota Tasikmalaya. Di lokasi itu korban kembali dipukuli oleh para pelaku, hingga mengalami luka di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya.

Yaya yang dalam keadaan luka, sempat dibawa ke Puskesmas hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Kota Banjar. Keesokan harinya Yaya meninggal dunia, diduga kematiannya akibat luka serius imbas penganiayaan.

Keluarga korban lalu mengadu ke Polsek Tawang dan langsung direspons oleh unit Reskrim Polsek dan Resmob Polres Tasikmalaya Kota dengan melakukan perburuan terhadap kedua pelaku. Pada Kamis (11/1/2024) dini hari, Dian Tato dan Yanto berhasil dicokok. Keduanya diberi tindakan tegas terukur dengan ditembak bagian kakinya.

Ditemui di ruang pemeriksaan Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota, Dian Tato mengakui telah memukuli korban. Dia mengaku sudah mengenal korban sebelumnya. "Awalnya dia mengumbar omongan menantang-nantang bapak saya, tapi dia terus mengelak," kata Dian.

Dia mengaku sempat membawa Yaya ke toilet dan memukulinya. Ikhwal korban dibawa ke pejagalan dan dipukuli lagi, Dian mengaku sedianya dia hendak mempertemukan dengan orang yang mendengar omongan korban. "Iya dibawa ke pejagalan untuk dikonfrontir," kata Dian.

Saat ditanya apakah dirinya seorang preman, Dian membantah. Dia mengaku selama ini mengurus parkir di kawasan pasar dan terminal Pancasila. "Bukan (preman), saya ngurus parkir," kata Dian. (sud/sud)



Hide Ads