Sadisnya Bule Amerika Tusuk Mati Mertua di Depan Warga

Sadisnya Bule Amerika Tusuk Mati Mertua di Depan Warga

Da - detikJabar
Senin, 25 Sep 2023 16:16 WIB
TKP tempat bule Amerika bunuh mertua di Banjar
TKP tempat bule Amerika bunuh mertua di Banjar (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Banjar -

Aksi sadis bule asal Amerika Serikat Arthur Leigh Welohr (35) tusuk mertuanya bernama Agus Sopiyan (58) hingga tewas terbilang nekat. Penusukan itu dilakukan siang hari dan disaksikan sejumlah warga.

Seperti salah seorang warga Rama Herputra (59) yang melihat langsung detik-detik bule Amerika membunuh mertuanya. Ketika itu Rama sedang bekerja di kebun belakang rumah bersama korban.

"Kejadiannya sangat cepat, saya sedang bekerja. Kejadiannya itu istrinya korban teriak-teriak minta tolong. Saya lari mau menolong korban, melihat sedang ditusuk-tusuk di bagian leher menggunakan pisau seperti pisau komando atau belati," ujar Rama saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (25/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rama mengaku sempat memukul pelaku dengan menggunakan batang singkong. Harapannya pelaku dapat menghentikan perbuatannya namun tidak berhasil. Malahan batang singkong yang dipakai untuk memukul patah.

"Jadi si Arthur itu datang ke pak Agus, kemudian pak Agus sempat bertanya ada apa. Tapi langsung pak Agus didorong, jatuh, dipiting pakai tangan kiri lalu ditusuk-tusuk di leher, berapa kalinya tidak tahu, bukan digorok," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Setelah memukul bule Amerika itu, Rama sempat berlari ke depan rumah karena takut dikejar. Bule Amerika itu pun sempat dipukul lagi oleh seorang pemuda menggunakan galah bambu namun patah juga.

"Setelah ditusuk itu nyawa korban masih ada. Tapi waktu saya balik lagi sudah tidak ada," jelasnya.

Rama menyebut Arthur sebelumnya juga sempat beberapa kali melakukan pengrusakan. Yakni merusak kolam dan kebun, memasukan sepeda motor ke dalam kolam hingga merusak perabotan rumah.

Warga pun tidak menyangka atas perbuatan Bule Amerika Serikat itu. Padahal kesehariannya kepada warga cukup baik. Bahkan sering ke masjid salat berjamaah. Hanya saja bule itu tidak bisa berbahasa Indonesia, sehari-hari ke warga hanya menggunakan bahasa isyarat.

"Cuma karena urusan keluarga masalahnya sedikit tapi bertumpuk. Mungkin meluapkan emosinya sekaligus. Tidak bisa bahasa Indonesia. Ngobrol cuma bahasa isyarat saja. Kadang suka di translate diterjemahkan sama istrinya kalau kebetulan lagi berdua," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads