Polisi mengungkap motif Hendri Afan Ardianto (37) membunuh Egi Yoga Perdani (28). Pelaku terpaksa membunuh korban gegara alasan ekonomi.
Dari hasil penyelidikan, Hendri mulanya memesan mobil melalui media sosial Facebook. Dia berencana memesan mobil untuk tujuan ke Semarang. Korban merupakan warga asal Karanganyar, Jawa Tengah.
Kemudian, pelaku dan korban bertemu dan melakukan perjalanan. Namun di tengah jalan, Hendri meminta Egi untuk berhenti di sebuah warung yang ternyata untuk membeli racun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian perjalanan berlanjut. Tersangka lagi-lagi meminta korban untuk menepi. Tersangka lalu turun dan menuju sebuah minimarket untuk membeli kopi dan camilan.
"Setelah itu tersangka mencampurkan (racun) ke sebuah minuman kopi dingin. Kemudian kopi tersebut diminum oleh korban," ucap Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, Selasa (18/7/2023).
Saat akan kembali melanjutkan perjalanan, korban langsung kejang-kejang hingga meninggal dunia. Tersangka langsung mengambil alih mobil dan korban dipindah ke jok tengah. Kemudian tersangka langsung berbelok arah ke daerah Arjasari Kabupaten Bandung dengan maksud hendak menjual kendaraan curian tersebut.
"Hasilnya untuk digunakan oleh tersangka untuk membayar uang sekolah anaknya, itu alasan tersangka," ujar Kusworo.
Sementara itu, tersangka Hendri mengungkapkan, tak berniat untuk membunuh korbannya. Dirinya hanya ingin membuat korbannya tak sadarkan diri.
"Sebenarnya saya nggak kepikiran sampai sana, saya mau carikan puskesmas dekat situ tapi tidak ada. Saya juga sempat tanya ke warung rokok terdekat itu ada katanya puskesmas, soalnya waktu itu korban masih hidup tangannya masih ada nadinya, tujuannya diracun biar bikin nggak sadar aja," katanya.
Kemudian, setelah diantar ke puskesmas tadinya akan kabur meninggalkan korban. Namun selama perjalanan tidak menemukan puskesmas.
"Tadinya sudah rencana korban saya antar ke puskesmas, baru mobilnya saya ambil. Saya sempat cari puskesmas terdekat itu nggak ada dari arah Weleri ke Batang itu," jelasnya.
Hendri menyungkapkan berniat hanya membeli racun tikus. Namun selama perjalanan tak menemuinya.
"Karena yang terdekat itu (warung yang jual racun), soalnya kalau mau beli racun tikus itu tidak sempat karena nggak ada warung di dekat situ. Kemudian ada kesempatan berhenti lagi di jalan itu juga sama korban terus saya beli kopi di indomaret dekat situ," ucapnya.
Hendri mengatakan, telah memesan mobil kepada EYP sejak Selasa (11/7/2023). Kemudian dirinya memesan dari Karanganyar perjalanan ke Semarang.
"Berangkat Rabu sore jam 3. Saya memutuskan bahwa dia adalah korban saya ya semalam itu sebelum berangkat. Karena saya tau dia menyewakan mobil jadi saya pesen mobil ke dia untuk saya jual mobilnya," bebernya.
Menurutnya dalam hal tersebut dirinya hanya melakukan tukar tambah bersama pria asal Arjasari, Budi Utomo (24). Hal tersebut dilakukan supaya dirinya cepat mendapatkan uang.
"Kalau dijual utuh itu lama, jadinya saya tuker aja. Soalnya saya cuma butuh dananya Rp 10 juta aja jadi langsung. Dari situ sudah cukup uang yang saya butuh," bebernya.
Dia menjelaskan mengenal Budi Utomo di sosial media Facebook. Pasalnya dirinya akan tukar tambah mobil milik korban.
"Dari Facebook, lewat jual beli online, sebelumnya nggak kenal sama Budi," tuturnya.
Dia menambahkan melakukan hal serupa pada tiga tahun yang lalu. Bahkan korbannya sempat diantarkan ke puskesmas. Namun, kata dia, pada tahun tersebut tidak diproses hukum.
"Waktu itu digadaikan dan sudah diambil. Terus enggak diproses, soalnnya waktu itu saya kembalikan mobilnya. Waktu itu obat penenang," bebernya.
Sementara itu, sang penadah Budi Utomo mengaku, panik akan menghilangkan barang bukti tersebut. Sehingga dirinya gelap mata akan membakar mobil hasil tuker tambah tersebut.
"Karena saya pusing, mau laporan ke polisi pusing gitu, jadi saya ada kepikiran buat bakar. Pikiran lagi pusing gitu bahkan mobil saya yang dibeli itu hasil curian, jadi saya pusing pak mau lapor," kata Budi.
Dia menambahkan mobil jazz yang ditukar tambah kepada Hendri merupakan hasil pembelian gelap juga. Sehingga dirinya melakukan pembelian pada lima bulan lalu.
"Baru honda jazz aja praktik itu, lima bulan terakhir," pungkasnya.
(mso/mso)