Empat tahun lalu, hanya CCTV yang menjadi saksi sadisnya pembunuhan Andriana Yubelia Noven Cahya (18). Siswi SMK di Baranangsiang Bogor itu sekitar pukul 16.00 WIB pada 8 Januari 2019 silam, ditemukan tergeletak dengan pisau menancap di dadanya.
Seragam sekolahnya ternodai warna merah dari kucuran darah Noven yang meninggal di tempat. Noven mendapat luka tusuk di dada sedalam 22 sentimeter dan lebar 3 sentimeter. Hingga kini, tak diketahui siapa pelakunya. Berikut fakta-fakta ungkapan keluarga usai empat tahun kepergian Noven, dirangkum detikJabar.
1. Ibunda Berharap Kapolri Turun Tangan
Cornelia Lucia, ibunda Noven, berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mampu menguak tabir misteri kematian anaknya. "Saya berharap bapak Kapolri agar mengungkap kasus ini. Supaya saya terungkap siapa pelakunya dan apa motifnya hingga tega membunuh anak saya," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, sudah lama dirinya tidak mendapatkan kabar terkait perkembangan kasus pembunuhan Noven.
"Di 2019 lalu juga jarang mendapatkan kabar perkembangan kasus pembunuhan anak saya. Apalagi di tahun kedua dan keempat pasca kejadian" kata Cornelia, saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (10/7/2023).
Cornelia mengungkapkan perkembangan kasus yang masih menjadi misteri itu semakin tak ada kabar usai terjadi pergantian pejabat di lingkungan kepolisian Bogor.
"Kalau dari pihak kepolisiannya tidak ada yang mengabari kalau kita tidak menanyakan. Itu pun jawabannya selalu dalam penyelidikan," ucapnya.
2. Keluarga Masih Terus Mencari Bukti
Dia mengaku meski sudah empat tahun berlalu, kenangan bersama anaknya selalu muncul. Pertanyaan besar terkait siapa pelaku dan motifnya pun terbayang. Sering kali keluarga coba mencari tahu sendiri siapa pelakunya, namun mereka kerap dihadapkan pada jalan buntu.
"Keluarga saat awal kasus sudah ikut serta mencari bukti namun banyak mendapat kebuntuan. Makanya keluarga berharap Bapak Kapolri bisa turun tangan mengungkap kasus ini supaya Noven bisa beristirahat dengan tenang setelah pembunuhnya diungkap dan ditangkap," kata Martinus Dwi Iswanto, paman korban.
Keluarga besar Noven juga turut mencari bukti dengan menanyai teman dekat, teman sekolah, hingga warga sekitar.
"Kami juga ikut cari bukti-bukti. Tapi selalu mentok. Banyak yang seperti ditutup-tutupi oleh semua pihak. Seolah kasus ini memang boleh terungkap. Jadi bingung, siapa sebenarnya pelakunya dan memang apa latar belakangnya sampai kasusnya empat tahun belum terungkap dan banyak pihak yang diduga menutupinya," kata Martinus.
3. Handphone Orang Tua Noven Sempat Diretas
Cornelia bahkan mengaku beberapa bulan setelah kejadian, handphone miliknya dan suami tiba-tiba diretas sehingga dokumen berupa foto dan riwayat percakapan hingga pesan WhatsApp hilang.
"Puncaknya jalan buntu setelah HP diretas. Tiba-tiba foto-foto Noven di handphone hilang seperti ada yang menghapus, riwayat chat juga hilang, padahal banyak yang bisa dijadikan titik terang untuk mengungkap kasus ini," ucapnya, Senin (10/7/2023).
4. Keluarga Terima Pesan Berantai Pembunuhan
Bahkan, Martinus mengungkapkan keluarga Noven sempat mendapat informasi adanya pesan berantai yang menyebutkan akan ada pembunuhan beberapa hari sebelum kejadian yang menimpa keponakannya. Namun bukti tersebut tiba-tiba hilang dan disembunyikan oleh semua pihak.
"Saya dapat informasi ada pesan berantai, kalau akan ada pembunuhan. Tapi kapan dan siapa yang dibunuhnya semua tidak tahu. Hingga akhirnya kejadian penusukan yang menewaskan keponakan saya. Informasi itu sudah dikonfirmasi ke beberapa pihak dan memang ada pesan itu. Tapi saat keluarga meminta screenshot pesan atau bukti cetaknya, tidak diberi," ungkapnya.
Teror dan intimidasi itu didapat orangtua dan keluarga di tahun pertama kasus Noven. Intentisasnya pun menurun di tahun kedua dan tahun keempat kasus pembunuhan misterius tersebut.
Cornelia Lucia, ibunda Noven, mengatakan teror itu diterima dia dan suami melalui pesan singkat atau WhatsApp. Bahkan hal itu membuat sang suami enggan membawa handphone saat bekerja.
"Terornya beragam, mulai dari ancaman keselamatan hingga teror lainnya. Sampai suami saya sering tinggal HPnya di rumah. Karena malas lihat pesan masuk apalagi bernada ancaman. Daripada jadi kepikiran lebih baik tidak dibaca," ungkapnya, Senin (10/7/2023).
5. Dapat Teror dari Orang Tak Dikenal
Martinus juga ingat, kakak tertuanya tiba-tiba dihampiri seseorang sambil meminta keluarga Noven untuk tidak terus mengusut kasus pembunuhan tersebut.
"Sampai ke keluarga besar juga ada intimidasi. Kakak saya yang juga paman dari Noven tiba-tiba disalahkan atas pengusutan kasus pembunuhan tersebut. Orang itu bilang ke kakak saya kenapa harus diusut kasusnya? Ini kan jadi aneh. Orangtuanya Noven dapat teror, keluarga besar ada intimidasi. Jadi seolah kasus ini tidak boleh diusut dan jangan sampai terungkap pelakunya," ucap Martinus.