Sebuah kendaraan pribadi dengan pelat nomor B tiba-tiba berhenti di jalan arah menuju salah satu villa di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Orang di dalam mobil tiba-tiba menyodorkan uang pecahan Rp 20 ribu ke sejumlah anak-anak.
Saat itu, Minggu (11/6), waktu menunjukkan pukul 02.00 WIB. Ada empat orang anak yang diberikan uang pecahan Rp 20 ribu, mereka menceritakan kejadian itu kepada orang tuanya.
"Kejadiannya seminggu sebelum penemuan mayat, mayat kan ditemukan Sabtu (17/6). Sekitar jam 02.00 WIB, anak-anak ambil kersen. Tib-tiba ada mobil di dalamnya ada laki-laki dan perempuan tiba-tiba kasih uang Rp 20 ribuan," kata Cemeng, warga Kampung Pasir Randu kepada detikJabar, Jumat (23/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Cemeng, kendaraan itu mengarah ke Villa di kawasan tersebut. Bagi-bagi uang oleh tamu menurut Cemeng sesuatu yang janggal.
"Jarang-jarang kan tamu yang ke villa kemana saja apalagi ke tempat saya jarang ada orang berhenti kasih uang tibatiba ke anak-anak. Posisi kendaraannya pas mau masuk ke villa, kan masuk jalan pertigaan di dalam (memberikan uangnya) sebelum masuk ke villa jalan besar, anak-anak sedang ambil buah kersen, termasuk anak saya dan teman-temannya dikasih uang Rp 20 ribu," ungkapnya.
Cemeng mengaku curiga dengan aksi tersebut. Menurut keterangan putranya warna kendaraan tersebut hitam dengan pelat nomor berawalan B.
"Berangkat ke atas ke arah villa masuk dari arah Palabuhanratu, masuk ke Villa letter B nomer seri enggak hapal anak-anak, anak-anak sudah kelas 3 SD pasti ingat, satu perempuan pria dan wanita rambutnya disemir pirang pakai baju hitam, ini sudah kita berikan informasinya ke polisi saat ada yang datang melakukan penyelidikan," jelasnya.
Kejadian penemuan mayat pada Sabtu (17/6) tersebut memang membuat geger warga di Kampung Pasir Randu, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok. Diketahui, mayat ditemukan di kawasan Villa.
"Villa itu pemiliknya orang Jakarta, keturunan Arab. Villa itu memang menerima tamu, budget menginap sekitar Rp 3 juta permalam. Kondisi villa jauh dari permukiman warga, sekitar 300 meter. Untuk masuk ke villanya sendiri, lewatnya bukan jalan warga tapi milik pribadi. Intinya warga masyarakat di lingkungan, jarang menginjak ke lokasi itu, kecuali numpang lewat ke kebun,"kata Cemeng.
"Saat ada mayat itu geger, artinya bukan pasir randu saja seluruh desa di Pasir Baru geger, terutama warga sini. Saat penemuan mayat itu saudara saya langsung memberitahu katanya ada mayat. Saya suruh cek adik saya benar atau tidaknya, nah ada saya ngecek ternyata benar ada mayat akhirnya ramailah disitu, ada mayat-ada mayat," sambung Cemeng.
Dugaan Warga Korban Pembunuhan
Kabar kemudian merebak. Warga menduga mayat perempuan itu adalah korban pembunuhan. Selain tidak ada yang mengenal korban juga tidak ada laporan kehilangan keluarganya di wilayah tersebut. Dari pakaian yang dikenakan korban juga bukan ODGJ atau warga setempat
"Itu bukan warga sekitar itu tamu, warga sekitar tidak ada yang mengenali, yang kedua tidak ada kehilangan keluarganya sampai hari ini, banyak yang menduga itu Bulik, dibunuh dan diculik dibuang di situ. Itu bukan jalan umum dan selalu tertutup," jelasnya.
Soal kenapa selalu tertutup, menurut Cemeng karena jalan tersebut dibangun oleh pihan villa sebagai akses masuk.
"(Bukan jalan umum) bukan, (selalu tertutup) iya, kadang-kadang jalan itu tertutup kadang terbuka. Kenapa tertutup karena tadi privasi villa, kalau dibuka karena banyak warga yang ambil pisang, ada kebun warga misalnya ngambil pisang atau ini. Itu jalan dapat ngebagusin villa," terangnya.
"Kalau (korban) warga setempat kan misalnya kalau itu warga setempat pakaiannya tidak seperti itu paling ke kebun compang-camping, kalau dibilang ODGJ selama ini tidak ada yang pernah masuk ke situ," ungkapnya.
Diketahui, hingga saat ini kepolisian belum menyimpulkan terkait penyebab tewasnya korban. Polisi mengaku masih melakukan penyelidikan dan pendalaman di sekitar lokasi termasuk memeriksa saksi-saksi.
"(Sudah) 4 saksi," singkat Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Purnomo.
(sya/dir)