7 Fakta Pembunuhan Ibu Anggota DPR RI di Indramayu

7 Fakta Pembunuhan Ibu Anggota DPR RI di Indramayu

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 28 Mei 2023 16:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
Bandung -

Casinih (62) ibu kandung anggota Komisi V DPR RI Bambang Hermanto, tewas di rumahnya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dia tewas dibunuh.

Pelaku berinisial T sudah ditangkap polisi. Korban dan pelaku saling mengenal. Pelaku merupakan orang yang kerap bantu bersih-bersih di rumah korban.

Berikut 7 fakta pembunuhan Casinih:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Meninggal di Dalam Kondisi Tak Wajar

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi tak wajar.

"Kejadian benar, meninggal tidak wajar dan diperkirakan dibunuh," kata Ibrahim via sambungan telepon, Jumat (26/5).

ADVERTISEMENT

2. Pelaku Ditangkap di Bandung

Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar mengatakan, pelaku berinisial T ditangkap kurang dari 24 jam di Baleendah, Kabupaten Bandung.

"Tersangka sudah kita amankan, tersangka mengakui perbuatannya. Saat pemeriksaan saksi-saksi dan olah TKP mengerucut ke satu orang inisial T. Warga mananya nanti kita cek lagi ya, tersangka laki-laki," ucap Fahri.

3. Pelaku Gasak Uang hingga Perhiasan

Polisi sudah memeriksa saksi dalam kejadian ini. Pascapembunuhan, cincin yang biasa dipakai korban tidak ditemukan. Bahkan, handphone yang digunakan korban dalam keseharian hingga saat ini masih dalam kondisi tidak aktif.

"Hingga saat ini kita masih mencari keberadaan dua benda ini (cincin dan handphone). Karena menurut keterangan tersangka mengaku tidak mengambil barang tersebut," kata Fahri.

Tapi menurut Fahri, tersangka mengaku sempat mencari benda berharga milik korban. Hal itu dilakukan tersangka secara spontan untuk digunakannya kabur usai melakukan aksi keji.

Aksi tersangka mengacak-acak lemari tidak membuahkan hasil. Namun, tersangka menemukan uang tergeletak di dekat cangkir senilai Rp15 ribu.

"Itu yang diakui tersangka dan uang Rp 15 ribu itulah yang dipakai tersangka untuk membayar bus menuju ke rumah si tersangka," tuturnya.

4. Korban Ditemukan Dalam Kondisi Terikat

Perangkat desa Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu Warnata mengatakan, meski tidak melihat secara langsung kondisi korban. Namun, dari informasinya korban meninggal dalam kondisi tangan terikat tali dan mulut tersumpal selendang/kerudung (jenis kain tipis).

"Tidak tahu, cuman katanya tangan terikat, mulut tersumpal sama kudung (kerudung). Itu (korban) duduk di depan kulkas. Kondisinya udah melet (lidah menjulur)," kata Perangkat Desa Sukra, Warnata saat ditemui detikJabar di sekitar lokasi pembunuhan, Sabtu (27/5).

5. Meninggal Kehabisan Nafas

Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar mengatakan, korban meninggal dunia setelah kehabisan nafas. Hal tersebut terungkap setelah dilakukan autopsi.

"Jadi dari hasil autopsi bahwa si korban ini meninggalnya karena kekurangan oksigen karena adanya hambatan pernapasan," kata Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar, Minggu (28/5).

Fahri menambahkan, jika iga kiri dan kanan korban mengalami patah tulang karena diinjak oleh tersangka.

"Itu di injak ya jadi pada saat itu, begitu pada saat dipukul lehernya 2 kali oleh tersangka si korban ini melakukan perlawanan dan pada saat itu ternyata terjatuh bersamaan. Jadi si tersangka ini sempat menindih si korban. Nah tindihan itu karena pakai kaki mengakibatkan patah tulang," jelasnya.

6. Dilatarbelakangi Sakit Hati

Fahri menuturkan, untuk motif tindakan pelaku dilatarbelakangi karena sakit hati. Namun, pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif dan saat ini pihaknya tidak menemukan adanya arah motif politik yang tengah berkembang.

"Saya belum mendapat informasi terkait motif politik. Jadi siapapun juga yang memiliki informasi yang terkait masalah motif-motif lain, tolong langsung saja datang ke kami ke penyidik, supaya kami bisa melakukan analisis," pungkasnya.

7. Korban Sosok yang Baik

Korban sudah dimakamkan di salah satu TPU Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Jumat (26/5) sore.

Semasa hidupnya, korban memang tinggal di rumah yang berada di Blok Kedondong, Desa Sukra, Kecamatan Sukra. Korban jarang terlihat melakukan banyak aktivitas, meski sesekali sering tegur sapa dengan tetangga ketika bebersih atau nyapu halaman.

Lidya (27) salah satu tetangga terdekat korban mengaku jarang berkomunikasi dengan korban. Namun, sekalinya bertatap muka, tak jarang mereka saling ngobrol singkat. Bahkan, menurut Lidya, korban merupakan sosok yang baik dan ramah.

"Ya gitu-gitu aja sih. Orangnya suka ngasih kalau ada lebihan makanan, kayak bolu atau nasi. Kalau keluar biasa nyapa kalau saya di luar, ibu di sini (halaman) suka nyapa, lagi ngapain gitu-gitu aja," kata Lidya saat ditemui detikJabar, Sabtu (27/5).

"Sering komunikasi kalau lagi di luar, ngobrol sambil berdiri. Iya ramah orangnya," tambahnya.

(wip/mso)


Hide Ads