Momen mencekam dialami M Budiana (38) dan Ilham (32). Keduanya diserang hingga dibacok gerombolan bermotor saat melintas di Jalan Singa Perbangsa, Kota Bandung, Minggu (12/3/2023) dini hari silam.
Kejadian itu bermula saat keduanya beranjak dari sekitar salah satu tempat di Kecamatan Coblong sekitar pukul 02.30 WIB untuk sekedar mencari makan. Budi kebetulan baru selesai bekerja sebagai tukang parkir, sementara Ilham merupakan barista di Kota Bandung.
Keduanya lalu memutuskan berkeliling mencari makan ke kawasan Dipatiukur saat malam itu. Di sebuah warung di Jalan Singa Perbangsa, Kota Bandung, Ilham meminta Budi menepi karena hendak membeli rokok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi malem itu Ilham lagi punya rezeki, mau ngajak saya makan. Di ITB kan udah pada tutup warung-warungnya, saya inget di DU (Dipatiukur) kan masih suka banyak yang buka. Waktu itu sekalian mau ke temen di Pasar Gasibu," kata Budi kepada detikJabar saat mengawali cerita mencekamnya pada malam itu, Jumat (26/5/2023).
Setibanya di warung, Ilham beranjak untuk membeli rokok. Budi yang saat itu menunggu di motor dan tak jauh jaraknya dengan Ilham, mulai curiga setelah melihat gerombolan pemuda datang dari arah Jalan Bagusrangin.
Awalnya kata Budi, gerombolan ini datang mendekatinya dengan Ilham hanya beberapa orang. Tanpa basa-basi, mereka langsung menyeret Ilham ke tengah jalan, dan mengeksekusi rekannya itu secara brutal.
"Yang datang awalnya dua, dua, dua, mereka jalan kaki, tapi pakai helm. Pas saya lihat Ilham, langsung diseret ke jalan, dipukulin. Dari situ komplotannya datang kira-kira sampai 20 orangan," ucap Budi.
Budi malam itu tidak bisa menyelamatkan Ilham setelah beberapa komplotan ini langsung memitingnya di lokasi kejadian. Ilham menjadi sasaran mereka ketika menunggu pemilik warung menghitung uang kembalian rokok yang sedang korban beli.
Namun, Budi sempat terlibat cekcok dengan komplotan ini ketika mencoba menyelamatkan Ilham. Ia masih ingat, waktu itu komplotan ini menyebut berasal dari salah satu geng motor di Bandung bernama M**nraker.
"Sia baturana nya, sia rek nyerang, hah, rek nyerang an****. Aing m**nraker (Kamu temennya -Ilham-, kamu mau nyerang, saya M**nraker)," ujar Budi mengingat kembali momen tersebut.
Meski begitu, Budi tak berdaya setelah salah satu dari komplotan mereka menghantamkan benda tumpul ke punggungnya. Budi ambruk, namun sempat melihat Ilham dikeroyok banyak orang yang turut membawa senjata tajam seperti pisau, cerulit hingga pedang yang dihantamkan ke tubuh Ilham.
"Pas datang mah sajamnya belum dikeluarin. Begitu Ilham diseret, langsung keluar itu kang pedang, cerulitnya. Saya mau nolong, langsung dihadang. Terus udah enggak inget lagi pas punggung saya dihajar kayak pakai balok," ungkapnya.
Setelah itu, Budi sudah tidak bisa lagi melihat kondisi rekannya. Ia juga turut menjadi sasaran aksi komplotan ini yang menyerangnya menggunakan beberapa senjata tajam.
Belum puas sampai di sana, Budi kemudian diseret ke dekat Pos Linmas di Jalan Bagusrangin, Kota Bandung. Dengan posisi kaki kanannya diangkat, Budi diseret beberapa meter hingga tiba di Pos Linmas tersebut.
Saat momen mencekam itu terjadi, Budi masih bisa merasakan sejumlah bacokan benda tajam dihantamkan ke tubuhnya. Namun Budi masih bernapas lega, karena bacokan tersebut terlindungi dengan 2 helai jaket cukup tebal yang saat itu ia kenakan.
"Saya Alhamdulillah-nya masih pakai helm, terus jaketnya juga lumayan tebel. Helm saya pegang terus sambil nangkis bacokan pas waktu diseret," ucapnya.
Meski demikian, Budi mengalami luka bacok di bagian punggung, bahu hingga kaki kirinya. Ia juga mengaku sempat tak bisa berjalan selama 2 pekan setelah momen mencekam itu menimpa dirinya.
Kembali ke cerita, ketika Budi diseret menuju Pos Linmas, ia terus dikeroyok dan di bacok hingga sampai di depan gang dekat Pos Linmas tersebut. Dari sana, Budi baru melihat Ilham begitu komplotan ini menyeretnya masuk ke dalam pos.
Meski sudah berada di dalam, kondisi Budi dengan Ilham belum juga aman. Mereka masih dikonfrontir setelah dituduh sebagai anggota geng motor yang hendak menyerang komplotan lain.
"Di dalem, mereka sempat mideoin saya sama Ilham. Yang saya ingat salah satunya itu bilang sambil ngerekam 'yeuh geus benang ku aing jelemana (nih udah saya dapetin orangnya). Padahal waktu itu di kantor Linmas ada dua orang petugas di dalem," kata Budi.
Budi baru bisa merasa aman setelah gerombolan ini keluar dari Pos Linmas. Dua orang petugas yang berada di dalam kemudian buru-buru mengunci pos tersebut.
Dengan sisa tenaga yang Budi kumpulkan, ia lalu menelpon saudaranya untuk mengabarkan momen mencekam ini. Tak lama berselang, anggota polisi datang ke lokasi kejadian hingga membuat gerombolan bermotor tersebut kabur melarikan diri.
Setelah kondisinya aman, Budi baru bisa melihat kondisi rekannya, Ilham yang sudah dipenuhi luka bacok. Tubuh Ilham mengalami luka mulai dari lubang tusukan benda tajam di kepala, luka sayat dari paha hingga pantat serta tulang persendian tangan kanan Ilham terlihat akibat luka bacokan.
"Di pos Linmas saya lihat Ilham udah sekarat kang. Udah banyak darah pokoknya," kata Budi.
Ilham lalu dilarikan ke RS Borromeus untuk mendapatkan perawatan. Ilham kata Budi sempat koma selama 4 hari dan hingga sekarang kondisinya belum stabil.
Sementara Budi, meski mendapat sejumlah luka bacok, ia memutuskan untuk melakukan penyembuhan hanya di rumah. Tapi akibatnya, Budi tidak bisa beraktivitas selama 2 pekan karena tidak bisa jalan.
"Ilham sebulanan dirawat, sekarang udah pulang. Tapi kondisinya masih lemes, terus belum bisa jalan normal," ucapnya.
Kasus itu pun sudah dilaporkan ke polisi keesokan harinya. Namun sayang, selama berbulan-bulan, kata Budi, polisi tak kunjung menangkap para gerombolan tersebut.
Padahal menurutnya, aksi para gerombolan ini sudah tertangkap CCTV di lokasi kejadian. Baru 3 hari yang lalu, Budi akhirnya mendapat informasi 2 pelaku dari gerombolan tersebut sudah ditangkap polisi.
"Dari pertengahan Maret laporan, hari Rabu kemarin saya baru dapat info kalau pelakunya udah ditangkap 2 orang. Berarti kan lama banget ya kang waktunya," tuturnya.
Budi pun berharap para pelaku bisa ditangkap seluruhnya oleh polisi. Ia meminta mereka dihukum dengan seberat-beratnya karena sudah membuat ia dan Ilham kini harus menjalani kehidupan dengan kondisi yang belum normal.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Agah Sonjaya membenarkan kejadian tersebut. Polisi sudah menangkap 2 orang dan sekarang masih memburu pelaku lain yang jumlahnya diprediksi mencapai 20 orang.
"Sudah ditangkap tapi belum semuanya, pelakunya baru tertangkap 2 orang. Mereka gerombolan yang sama, kelompok bermotor. Sekarang masih diburu," pungkasnya.