MH (9) seorang bocah laki-laki kelas 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sukabumi meninggal dunia usai dirawat beberapa hari di rumah sakit. Kematian MH masih mengundang pertanyaan meski diduga korban penganiayaan.
Kasus dugaan penganiayaan itu masih belum disimpulkan oleh pihak kepolisian. Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dugaan penganiayaan yang menimpa MH.
"Sampai saat ini kami dari Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota dan Polsek Sukaraja masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Yanto kepada detikJabar di Mapolres Sukabumi Kota, Minggu (21/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total, polisi sudah memeriksa 6 orang saksi. Termasuk keluarga yang mengantar korban ke rumah sakit dan pihak sekolah.
"Saat ini baru enam saksi yaitu dari pihak keluarga dan pihak sekolah," sambungnya.
Selain memeriksa sejumlah saksi, ia juga masih mengumpulkan barang bukti berupa hasil visum dari rumah sakit. Surat permohonan permintaan visum telah dikirimkan ke rumah sakit dan diprediksi akan diterima dalam kurun waktu 3-4 hari.
"Untuk motif masih belum diketahui dan masih dalam tahap pemeriksaan, penyelidikan lebih lanjut. Kami akan terus melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap saksi-saksi," katanya.
Yanto menegaskan, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan secara intensif terhadap kasus yang tengah menjadi sorotan di Kabupaten Sukabumi. Laporan polisi pun sudah ia terima dari pihak keluarga korban.
"Untuk rencana autopsi, kemarin kita sudah sampaikan kepada pihak keluarga namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Meski demikian kami akan tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa kelas 2 SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban penganiayaan. Mulanya keluarga tak menduga jika korban dianiaya oleh teman sekolahnya. Akan tetapi, korban mengakui peristiwa itu kepada dokter yang menangani di rumah sakit.
"Kita nggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke rumah sakit, anak itu nggak ngaku, mungkin diancam saya kurang paham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin," kata HY (52) selaku kakek korban.
"Kalau untuk keluarga yang penting gini aja, minta dituntaskan pelaku siapa yang sebenarnya dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," sambungnya.
(dir/dir)