Rekonstruksi pembunuhan sekeluarga yang tewas diracun dalam kasus serial killer Wowon cs digelar di Bantargebang, Bekasi, pada Rabu (1/3/2023). Wowon cs hadir dalam rekonstruksi itu.
Tim detikJabar merangkum lima fakta mengenai detik-detik Wowon cs meracuni keluarganya itu yang dilansir detikNews. Berikut lima faktanya.
Baca juga: Malam Mencekam di Depot Air Minum Isi Ulang |
1. Racun Tikus Campur Kopi
Dalam rekonstruksi Solihin alias Duloh (60) salah seorang komplotan serial killer, meracuni Ai Maemunah (43) dan 3 anaknya dengan kopi racun tikus. Tiga puluh menit setelah meminum kopi racun, mulut Ai Maemunah dan anak-anaknya langsung berbusa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari detikNews, proses eksekusi dimulai dari adegan ke-10. Saat itu tersangka Solihin alias Duloh (60) meracik kopi yang sebelumnya sudah dibeli Dede.
Duloh memasukkan racun tikus ke dalam bungkus kopi yang selanjutnya akan diseduh untuk diberikan kepada Ai Maemunah, Ridwan, dan Riswandi untuk minum bersama.
Masuk ke adegan ke-11, pada 12 Januari 2023 tepat pukul 01.00 WIB, Duloh memerintahkan Dede untuk menyeduh kopi beracun tersebut. Setelahnya Dede pun membangunkan para korban.
2. Mulut Korban Berbusa
Saat itu Neng Ayu (5), anak Ai Maemunah dan Wowon, ikut terbangun dan lanjut diberikan kopi beracun sebanyak satu sendok. Selanjutnya, Duloh memerintahkan Dede untuk meminum kopi sisa yang tidak dihabiskan oleh korban.
Tanpa menaruh curiga, para korban pun lanjut tertidur. Ai Maemunah dan Neng Ayu berada di dalam kamar, Dede seorang diri di kamar yang lain. Sementara itu, Duloh, Riswandi, dan Ridwan berada di ruangan tengah.
Berjalan 30 menit, efek kopi beracun yang diminum sebelumnya mulai terasa oleh para korban. Mereka tergeletak berteriak kesakitan dengan kondisi mulut yang mengeluarkan busa.
"Setelah diminum (kopi beracun), dalam waktu 30 menit Ai Maemunah, Ridwan, Riswandi, dan Neng Ayu tergeletak," kata Kanit 2 Subdit Jatanras ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Eko Barmula membacakan adegan rekonstruksi di TKP, Bantargebang, Bekasi, Rabu (1/3/2023).
3. Kabur ke Cianjur
Setelah memastikan semuanya tewas, Duloh pun menghampiri Dede untuk berpamitan akan pergi ke Cianjur. Saat itu Duloh meminta andil Dede sama-sama mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut.
"Duloh berbicara kepada Dede 'De, kamu harus tanggung jawab ulah urang wae (jangan saya saja), maneh ge (kamu juga) kan sarua (sama) tanggung jawab'," kata Eko mencontohkan Duloh.
Sebagai informasi, dalam rekonstruksi yang digelar di TKP Bekasi, total sebanyak 55 adegan diperagakan oleh tiga tersangka. Dari perencanaan hingga proses eksekusi para korban.
4. Korban Minta Tolong
Salah satu fakta yang ditemukan, yakni Neng Ayu Susilawati (5), yang merupakan anak dari Ai Maemunah dan Wowon, sempat berteriak meminta tolong. Momen tersebut diperagakan dalam adegan ke-12 rekonstruksi.
Neng Ayu termasuk salah satu korban yang selamat dari racun Wowon cs. Peragaan Neng Ayu diganti oleh boneka, mengingat masih di bawah umur.
"Setelah diminum (kopi beracun), dalam waktu 30 menit Ai Maemunah, Ridwan, Riswandi, dan Neng Ayu tergeletak," kata Kanit 2 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Eko Barmula, membacakan adegan.
5. Teriakan Takbir
Duloh mengatakan semua korban dalam keadaan mulut berbusa berteriak takbir usai meminum kopi beracun tersebut. Saat itu jaksa yang hadir di lokasi mencecar Duloh.
Duloh bercerita, di momen tersebut, Neng Ayu berteriak meminta Ai Maemunah menelpon Wowon untuk menolong. Neng Ayu tidak mengetahui bahwa ayahnyalah otak dari serangkaian kasus tersebut.
"Ai Maemunah lagi ngapain?" tanya jaksa di lokasi Rekonstruksi di Bekasi.
"Lagi tidur," jawab Dede.
"Mulutnya Berbusa?" tanya Jaksa.
"Iya berbusa. Dia (Neng Ayu) ngomong 'telepon si ayah (Wowon) Mah, telepon si Ayah Mah'," kata Duloh.