Polisi sudah menetapkan kelimanya sebagai tersangka. Sejumlah barang bukti seperti stik baseball hingga pisau belati membuat polisi yakin untuk menjebloskan para anggota geng motor brutal ke jeruji besi. Mereka pun diancam Pasal 338 KUHPidana dan atau Pasal 170 ayat ke 2 ke 3 KUHPidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Kelima anggota geng motor yang mengatasnamakan Pelajar Moonraker wilayah Kebon Kopi, Kota Cimahi ini dibekuk dalam pelariannya ke beberapa daerah di Jawa Barat. Meski mencoba kabur hingga ke Subang, Indramayu bahkan ke Cirebon. Jejak mereka tetap terendus hingga akhirnya bisa digiring masuk penjara.
"Kami melakukan penyelidikan selama beberapa hari, kemudian mengendus keberadaan mereka di berbagai daerah. Akhirnya beberapa hari lalu mereka diamankan. Satu orang inisial AAS masih DPO," ujar Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono saat ditemui di Mapolres Cimahi, Kamis (16/2/2023).
Ironisnya, MFPU teridentifikasi sebagai DPO untuk kasus penganiayaan di tempat lain. Ia juga ternyata seorang residivis untuk kasus serupa. Saat akan ditangkap, MFPU melawan petugas sehingga terpaksa ditembak. Namun sayang, salah satu komplotan ini berinisial AAS masih dalam upaya pengejaran dan sekarang sudah ditetapkan menjadi DPO.
Aldi mengatakan, motif penyerangan oleh anggota geng motor Pelajar Moonraker itu ternyata serangan acak. Kelimanya berdalih memburu korban hanya untuk mencari keributan dengan anggota geng motor lain. Namun sepertinya, ulah brutal mereka malah salah sasaran.
"Korban ini bukan musuhnya para pelaku. Dan korban juga bukan salah satu bagian dari kelompok tertentu. Intinya mereka ini sudah brutal karena menyasar kepada siapapun," ungkap Aldi.
Aldi mengatakan sebelum melakukan aksi brutalnya di wilayah Kota Cimahi, para tersangka dan belasan anggota geng motor lainnya diketahui sempat mengonsumsi minuman keras di wilayah Kota Bandung. Mereka kemudian sengaja masuk ke Kota Cimahi hanya untuk mencari lawan.
Saat itu gerombolan anggota Pelajar Moonraker itu sudah menyiapkan beragam senjata seperti pisau lipat, belati, stik baseball, hingga batu kemudian. Mereka awalnya berkeliling di Kota Bandung mencari geng motor lain.
"Nah mereka ini kemudian melihat polisi, lalu kabur ke arah Kota Cimahi. Di Cimahi ini lah pelaku melihat korban turun dari angkot. Korban dituduh anggota geng motor lainnya kemudian diserang dan dibacok," tutur Aldi.
Aldi menyebut usai menganiaya dan membacok korbannya, para pelaku kabur. Hanya 100 meter dari lokasi kejadian awal, mereka berulah lagi dengan merusak sebuah penginapan.
"Korban itu ditinggalkan dalam kondisi luka parah sampai akhirnya ditemukan warga. Mereka kabur, tapi kemudian menyerang penginapan di dekat lokasi kejadian. Motifnya apa menyerang penginapan itu, kita masih dalami," kata Aldi.
Yang lebih parah, para tersangka melakukan aksinya secara brutal. Mereka menganiaya dan membacok korbannya sampai meninggal dunia."Para pelaku menganiaya korban secara bersama-sama. Ada yang menggunakan batu, ada yang menggunakan stik baseball, ada yang menggunakan pisau, ada yang menggunakan tangan," tutur Aldi.
"Dari hasil autopsi, korban mengalami luka di bagian kepala, kemudian luka tusuk di punggung yang tembus ke paru-paru," tambahnya.
Aksi brutal anggota geng motor Pelajar Moonraker itu dengan menyerang dan menganiaya korbannya ternyata bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya, mereka pernah melakukan hal serupa. Tapi, ulah yang sekarang ini terbilang paling brutal karena nekat membacok remaja bernama Muhammad Rizky Najmudin sampai tewas pada 5 Februari 2023.
"Sebelumnya pernah juga (menyerang dan menganiaya korban)," ujar MFPU, pentolan Pelajar Moonraker yang diamankan polisi.
Namun MFPU yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pelajar Moonraker Kebon Kopi, Kota Cimahi, mengatakan aksi mereka dilakukan secara acak dan tanpa direncanakan menyasar siapa korbannya. Motifnya pun tergolong sepele. "Gara-gara mabuk, jadi sebelumnya saya nggak pernah nyuruh buat gitu (menyerang dan menganiaya)," ucap MFPU.
Sebagai pentolan geng motor, MFPU ternyata merupakan seorang DPO untuk kasus penganiayaan. Ia juga residivis untuk perkara lainnya. Ia terpaksa diberikan tembakan tegas dan terukur karena berusaha melawan petugas.
Ia menyebut menyesali perbuatannya. Ia juga meminta agar 100 anggota Pelajar Moonraker lainnya tak mengikuti aksi yang telah dilakukannya. "Saya juga minta dibubarkan saja (Pelajar Moonraker), jangan ada lagi aksi brutal. Cukup saya dan rekan-rekan ini saja yang seperti ini," pungkasnya. (ral/orb)