Jeritan di Malam Pembantaian Keluarga Tukang Pijat Cirebon

Jabar X-Files

Jeritan di Malam Pembantaian Keluarga Tukang Pijat Cirebon

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 14 Feb 2023 07:45 WIB
AS pria asal Sumber Cirebon membantai keluarganya
AS pria asal Sumber Cirebon membantai keluarganya (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Cirebon -

Malam yang mencekam menyelimuti Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jabar. Terdengar suara jeritan dari salah satu rumah sederhana yang berada di sana.

Rumah sederhana tanpa keramik itu berlokasi di Blok Skelinting Watubelah. Teriakannya menguap, menyelinap masuk ke tetangga. Malam yang sunyi mendadak ramai karena teriakan.

Teriakan lantang dari rumah itu merupakan awal terungkapnya pembunuhan yang dilakukan Agus Supriyatna pada Sabtu, 2 September 2017. Agus membantai keluarganya di rumah sederhana.

Tim Jabar X-Files merangkum kisah berdarah pembantaian di salah satu rumah di daerah yang berjuluk Kota Wali itu. Kisah yang membuat detikers mengelus dada dan menggelengkan kepala, di mana enam orang di rumah itu dibantai oleh pria durjana yang bernama Agus Supriyatna. Pria yang masih memiliki hubungan keluarga dengan para korban.

Kegaduhan dan suara teriakan terdengar jelas dari rumah milik Reni, korban selamat dari pembantaian yang dilakukan Agus Supriyatna. Reni merupakan kakak ipar dari Agus. Selain Reni, di rumah itu juga terdapat lima orang lainnya, yakni Sumarni yang merupakan ibu kandung Agus, istri Agus yakni Rawiyah, kemudian dua anak Agus yakni Guntur dan Eka Galuh, dan Lili yang juga merupakan kakak ipar Agus.

Tetangga mendengar teriakan lantang dari rumah Reni sekitar pukul 23.30 WIB, tengah malam di awal September 2017. Warga yang mendengar teriakan curiga. Secara inisiatif, warga langsung melapor ke RT setempat.

Pak RT pun diboyong warga untuk mendatangi rumah tersebut. Kecurigaan warga dan RT semakin menguat, sebab teriakan itu tak berhenti. Lantas, Ketua RT dan warga setempat berinisiatif mendobrak pintu rumah Reni.

"Saat warga membuka pintu rumah, pelaku langsung berusaha melarikan diri dengan membawa sebilah pisau di tangan kanannya," ucap Kasat Reskrim Polres Cirebon saat itu Reza Arifian pada Minggu, 3 September 2017.

Saat itu, Polres Cirebon statusnya belum naik menjadi Polresta Cirebon. Reza juga saat itu masih berpangkat AKP.

AS pria asal Sumber Cirebon membantai keluarganyaAS pria asal Sumber Cirebon membantai keluarganya Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Agus ternyata telah mengeksekusi keluarganya dengan sebilah pisau. Ibu kandung Agus, Sumarni yang saat itu masih berusia 64 tahun tewas di tangan anaknya.

Istri Agus, Rawiyah yang berusia 33 tahun juga tewas di tangannya. Sementara itu, empat korban lainnya, dua anak agus dan kakak iparnya mengalami luka-luka saat itu. Keempatnya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

Lantai hingga tembok rumah sederhana milik Reni itu dipenuhi darah. Kendaraan yang terparkir di ruang tamu juga berlumur darah. Agus membabi buta membantai keluarganya.

Agus lari saat pintu rumahnya didobrak warga. Pelarian Agus digagalkan warga. Ia terkena amukan warga yang emosi melihat kelakuan durjana Agus.

Tak lama kemudian polisi datang mengamankan pelaku. Dari tangan pelaku polisi mengamankan barang bukti berupa pisau yang masih berlumuran darah, sejumlah pakaian milik korban, seprei dan selimut.

Mengasah Pisau

Agus rupanya telah menyiapkan kejahatan kejinya itu. Tetangga Agus sempat tak menyangka. Sebab, keluarga Agus terbilang biasa-biasa saja, dalam artian tak ada cekcok dalam beberapa hari terakhir sebelum pembantaian berdarah terjadi.

Tiga hari sebelum pembantaian terjadi, Agus rutin mengasah pisaunya. Almarhumah istri Agus, sempat menegur Agus kala mengasah pisau pada saat Magrib. Bagi warga Cirebon, kala Magrib datang, aktivitas apapun harus ditinggalkan. Pamali katanya.

"Iya sempat terlihat sibuk mengasah pisaunya," kata Maryono, salah satu tetangga Agus.

Di mata tetangga, Agus saban hari bekerja sebagai tukang pijat dan penjual arum manis. Agus juga dikenal jarang bersosialisasi dengan tetangganya.

"Kalau malam kan jadi tukang pijat. Jadi, kalau ketemu itu pas di warung saja, pas beli rokok. Ngobrol juga tak banyak. Dia pendiam," ucapnya.

Maryono kala itu menyaksikan langsung teriakan kencang hingga darah yang memenuhi rumah. Ia tak menyangka. Setelah kejadian, isu tentang Agus pun beredar. Warisan kala itu diduga menjadi penyebabnya.

"Dengar-dengar soal warisan. Katanya dapat warisan tapi sedikit," ucapnya.

Baca artikel-artikel Jabar X-Files Lainnya di Sini

(sud/yum)


Hide Ads