Bejat, tenaga pengajar atau dosen di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya diduga melecehkan mahasiswi bimbingannya. Polisi turun tangan menyelidiki kasus ini.
Dari informasi terbaru, kasus dugaan pelecehan seksual ini sedang dilakukan penyelidikan Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.
"Terkait informasi dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di salah satu universitas di Tasikmalaya, tentunya kami dari Polres Tasikmalaya Kota melakukan penyelidikan atas peristiwa ini," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan, Rabu (8/2) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres meminta, agar korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut agar segera melakukan laporan.
"Kami harapkan kerjasama dari para pihak terkait, dari pihak kampus agar berkoordinasi. Kemudian yang paling utama juga pihak korban untuk bisa membuat laporan ke Polres, untuk selanjutnya kita tindak lanjuti secara proses hukum," tambah Aszhari.
Sebelumnya, Wakil Rektor bidang Umum dan SDM Unsil Tasikmalaya Gumilar Mulya membenarkan atas kasus tersebut. Dia menjelaskan kasus itu sudah ditangani oleh pihak rektorat.
"Memang benar ada indikasi terjadinya kekerasan seksual di kampus kami. Satgas PPPK (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) sudah bergerak, menampung laporan dari semua yang pernah merasa dilecehkan," ungkap Gumilar.
Terkait apakah perkara ini akan dibawa ke ranah pidana, Gumilar mengaku saat ini kasus tersebut masih ditangani pihak kampus.
"Soal pidana kami belum mengarah ke sana, karena kami sedang fokus menangani di internal kampus dengan melibatkan Satgas PPKS," kata Gumilar.
"Tadi juga kami menerima petugas dari Polres Tasikmalaya Kota yang melakukan penyelidikan. Kami sampaikan apa yang terjadi," tambah Gumilar.
Gumilar menyebut, Satgas PPPK sekarang sedang melakukan investigasi terkait kasus ini. Bukti dan saksi yang berkaitan dengan dugaan pelecehan seksual itu terus digali.
"Sedang diinvestigasi, sejauh ini sudah ada bukti pengakuan dan rekaman CCTV. Memang korbannya lebih dari satu, tapi bentuk kekerasan atau pelecehannya seperti apa, tidak dapat kami sampaikan di sini," kata Gumilar.
(wip/mso)