Sebanyak 14 tenaga kerja wanita (TKW) menjadi korban penipuan Wowon (60) dan dua temannya. Lima korban tewas dibunuh, dengan tiga di antaranya sempat dijadikan istri oleh tersangka.
Lima TKW yang ditipu dan tewas di tangan trio serial killer ialah Siti, Farida, Halimah, Ai Maimunah, dan Wiwin. Khusus Wiwin, Ai, dan Halimah, ketiganya sempat dijadikan istri oleh Wowon sebelum dibunuh.
Sedangkan untuk sembilan korban lainnya selamat dan di antaranya masih bekerja sebagai TKW. Tapi mereka yang selamat mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iming-iming uang instan berkedok investasi penggandaaan uang membuat para TKW tersebut terbujuk dan rela mengirimkan uangnya. Sebab ada harapan ketika pulang ke Tanah Air uang mereka berlipat ganda sehingga bisa membeli berbagai harta benda.
Ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Cianjur Ali Hildan menyebut mudahnya TKW menjadi korban penipuan lantaran beberapa faktor, salah satunya karena latar belakang pendidikan yang rendah.
"Biasaya TKW yang berangkat untuk berkerja di sektor nonformal seperti jadi asisten rumah tangga dan lainnya, mereka berlatar belakang pendidikan hanya sampai SD atau SMP. Tidak sedikit juga yang tidak sekolah," kata Ali, Senin (6/2/2023).
Di sisi lain, penghasilan sebagai TKW cukup besar, yakni sekitar Rp 4 juta per bulan. "Rp 4 juta itu bersih, karena makan dan lain-lainnya kan ditanggung yang mempekerjakan," kata Ali.
![]() |
Dengan penghasilan yang besar tetapi latar belakang pendidikan rendah, membuat mereka menjadi sasaran empuk para pelaku penipuan.
"Mereka punya uang banyak setelah lama bekerja, tapi bingung akan diapakan. Makanya ketika ada tawaran yang dirasa menjanjikan mereka akan mudah terbujuk, padahal kemungkinan besar mereka ditipu," jelas Ali.
Bahkan, lanjut Ali, tidak hanya penipuan berkedok penggandaan uang, tak sedikit TKW yang juga ditipu dengan modus menjalin hubungan asmara.
"Belum lama ini juga ramai kan TKW jadi korban penipuan dengan pelaku yang menjalani hubungan asmara atau pacaran. Setelah banyak mengeruk uang korban, kemudian pelakunya membutuhkan hubungan sepihak dan memblokir kontak korban," ucap Ali.
Oleh karena itu, Ali berharap perlu adanya peningkatan SDM untuk para TKW. Selain itu, pemerintah juga harus hadir untuk mencarikan alternatif pekerjaan atau usaha bagi para TKW. Sehingga uang yang didapat selama bekerja bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) untuk semua, terutama bagi pemerintah. Bagaimana caranya menyalurkan para TKW ke bidang usaha, melakukan pembinaan, sehingga uang yang dihasilkan selama bekerja bisa tepat sasaran untuk dijadikan modal usaha, tidak terbujuk lagi oleh aksi tipu-tipu," pungkasnya.
(mso/orb)