Seorang TKW berusia 30 tahun asal Bekasi terjerat aksi penipuan Wowon cs, sang aktor serial killer Bekasi-Cianjur. Korban mengaku menggelontorkan uang ke nomor rekening atas nama Dede Solehudin selama rentang waktu 2018-2021 setelah mendapatkan bujuk rayu Wowon.
Kisah korban tidak berhenti sampai di situ. Ancaman juga sempat dialamatkan Wowon dan Dede kepada korban melalui pesan singkat. Hal itu yang kemudian melandasi korban pulang diam-diam ke tanah air dari Arab Saudi. Kepulangan korban juga dilandasi keinginan untuk mengetahui nasib uangnya yang sudah disetorkan kepada pelaku.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi saya saat itu di Arab Saudi, saya hanya mengabari teman saya yang kerja (TKW) dan ikut gabung juga (investasi) kasih kabar jangan transfer lagi sudah cukup karena Anis (Siti) ini begini-begini saya ceritakan dia juga kaget, kata saya uang kita sudah lumayan, kita bisa urus nanti. Kamu nggak usah kasih kabar ke Dede atau Aki, kata saya ke teman saya dia warga Cianjur," kata korban melalui sambungan telepon, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu teman korban mengiyakan, sampai kemudian pulang tidak pernah sekalipun memberikan transferan uang kepada Wowon cs. Saat itu, nomor kontak korban juga diblokir oleh Wowon dan Dede. Korban mengaku pulang sekitar 4 bulan yang lalu atau sekitar bulan Oktober.
Korban bahkan mengaku sempat ketakutan. Ia menerima ancaman yang meminta untuk tidak bicara soal investasi itu ke siapapun.
"Sangat amat ketakutan, sebelumnya sudah ada ancaman, ancamannya ini jangan coba-coba banyak bicara sama orang lain jangan sampai banyak omong ke orang lain tahu kalau orang lain tahu kamu bakal celaka. Bahkan kata dia kalau bahasa sundanya begini, tong sampai aya nu apal, bahkan indung suku oge tong tepika apal (jangan sampai ada yang tahu, bahkan ibu jari kaki sendiri jangan sampa tahu)," tutur korban.
"Aki (Wowon) pernah ngomong, Dede pun sempat ngomong begitu. Saya tanya loh kok saya tidak pernah punya kesalahan ke orang lain kenapa saya harus celaka. Nah di situ makanya saya pulang dari Saudi ke Indonesia tidak kasih kabar ke Wowon atau Aki ini, saya pulang secara diam-diam, mereka nggak tahu," tambah korban.
Sepulang di tanah air, korban berusaha melacak jejak Wowon cs. Bahkan ia menghubungi istri Dede yakni Yeni alias Yeyen melalui messenger, namun pesan dan telepon melalui aplikasi itu berujung di blokir oleh Yeyen.
"Saya pulang sekitar 4 bulan yang lalu. Setelah dua hari pulang berada di rumah saya coba hubungi istri Dede, Yeni alias Yeyen saya telepon melalui messenger tidak ada jawaban saya japri (jalur pribadi). Kata saya Assalamuallaikum tidak ada balasan malahan saya diblok, setelah itu saya datang ke rumahnya di Cianjur rumah Dede. Saya waktu pertama datang ke Cianjur bersama teman saya saya bertemu dengan Dede," kata korban.
Saat itu menurut korban Dede berusaha berkelit, raut wajah kaget menyertai saat melihat kedatangan korban ke Cianjur.
"Saya secara langsung menanyakan uang saya pribadi, di situ dia berkelit katanya saya hanya menerima transferan saya ambil transferkan lagi ke Yeni alias Yeyen ini. Saya saat itu nggak percaya karena mustahil uang dari Saudi dikirim ke Indonesia ditransfer lagi ke Saudi," ucap korban seraya menjelaskan saat itu hanya bertemu Dede di rumah orang tuanya.
Singkat cerita, korban hilang kontak dengan Dede sampai kemudian korban kaget, ketika kemudian mendapat kabar melalui pemberitaan Wowon cs dan Dede sebagai pelaku pembunuhan berantai. Ia kemudian dimintai keterangan oleh pihak kepolisian terkait rangkaian kasus yang menimpanya dan berkaitan dengan aksi Wowon cs.
"Lewat telepon (pemeriksaan penyidik) secara langsungpun sudah, satu kali secara langsung. Kalau lewat telepon saya masih kordinasi dengan pihak berwajib sampai sekarang," ujarnya.
Meskipun kecil kemungkinan, korban masih menyimpan harapan uangnya bisa kembali. "Pastinya saya masih berharap (uang kembali) saya pulang dalam keadaan tidak membawa uang karena saya pikir uang saya ini sudah ada di M Dede Solehudin (Dede). Kalau jumlah keseluruhan kemungkinan kalau dengan bukti transfer yang tidak ada bisa sampai 100 juta, karena beberapa tahun (kirim uang) 2018 sampai 2021," pungkasnya.
(sya/mso)