Indekos di Jalan Waas, RT 03/RW 01 Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung digeledah polisi. Penggeledahan yang dilakukan pada Senin (12/12/2022) malam itu disebut merupakan pengembangan atas kasus bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar.
Berikut rangkuman detikJabar mengenai 7 fakta penggeledahan indekos di Kelurahan Batununggal:
Digeledah Polisi Pukul 18.00 WIB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi penggeledahan ini turut dibenarkan Ketua RW 01 Kelurahan Batununggal Agus Suryana. Kepada awak media, Agus menyatakan polisi datang sekitar pukul 18.00 WIB. Polisi langsung mendatangi sebuah indekos milik warganya bernama Adang (62).
"Iyah, tadi terkait bom Astana Anyar. Di sini ada temennya (pelaku bom bunuh diri) yang ngontrak, terus tadi kontrakannya digeledah Densus," kata Agus, Senin (12/12/2022) malam.
Penghuninya Warga Aceh
Dari informasi yang ia terima, orang yang ditangkap yaitu MFS (34). MFS ini lalu menetap di indekos warganya sejak dua bulan lalu. Karena terbilang orang baru, Agus jarang berinteraksi dengan MFS selama ini.
"Nggak, soalnya baru sekitar dua bulan, nggak lama. Dia warga baru soalnya," ujar Agus.
Tak Ada Barang Bukti
Menurut penuturan Agus, dari penggeledahan tersebut, petugas tidak mendapatkan barang bukti apapun di lokasi itu. Sementara berdasarkan identitasnya, MSF tercatat memiliki KTP dengan alamat di Aceh Utara.
"(Barang bukti) Sudah tidak ada, sudah clear. Yang ngontraknya laki-laki, alamatnya dari Aceh," pungkasnya.
![]() |
Bomber Astana Anyar Kerap Datangi Indekos yang Digeledah
Meski tak mendapat barang bukti apapun, Agus mengaku mendapat informasi mencurigakan mengenai gelagat MSF selama menetap di indekos itu. Menurut pengakuan anak pemilik indekos, pelaku bom Polsek Astana Anyar Agus Sujatno kerap terlihat berkunjung ke kamar indekosnya MSF. Ia biasanya datang pada malam hari sekitar pukul 22.00-23.00 WIB.
"Saya dapat info dari anaknya Pak Adang (pemilik indekos), itu sering ada yang sering ke sini main ke kosannya. Ternyata, salah satunya itu si Agus (Agus Sujatno, bomber Polsek Astana Anyar). Itu anaknya Pak Adang yang sering lihat," kata Agus Suryana.
Tapi, tak ada aktivitas mencurigakan saat bomber Astana Anyar itu berkunjung ke indekos MSF. Agus Sujatno biasanya kerap pulang pada tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Nggak ada yang aneh, paling cuma ngobrol-ngobrol doang," ungkapnya.
Pemilik Indekos Syok
Buntut kejadian ini, pemilik indekos, Adang (62), mengaku shock. Ia begitu kaget karena salah satu penghuni di indekosnya terlibat dalam jaringan terorisme.
"Ya kaget lah. Bapak enggak tahu apa-apa, malah kayak gini kejadiannya," ucap Adang.
Sewa Kamar Indekos 2 Bulan Lalu Pamit Sebelum Bom Astana Anyar
Kata Adang, penghuni di kamar tersebut selalu tertutup dan tak pernah berbaur dengan warga sekitar. Dia baru dua bulan menyewa kamar indekosnya, lalu berpamitan pada sekitar 5-6 Desember 2022.
"Orangnya tertutup enggak pernah bergaul. Ngekosnya cuma dua bulan, sesudah itu tanggal 5 atau 6 kemarin dia udah enggak ngekos lagi di sini," ujarnya.
Sekadar diketahui, pelaku bom bunuh diri, Agus Sujatno, melakukan aksinya pada 7 Desember 2022 di Polsek Astana Anyar. Artinya, MSF ini sudah meninggalkan indekos di sana tepat sehari atau dua hari sebelum aksi bom bunuh diri itu terjadi.
Pemilik Indekos Sempat Diperiksa Polisi
Akibat penggeledahan tersebut, Adang sempat dikonfrontir sejumlah anggota polisi. Namun karena tidak mengetahui tentang apapun aktivitas MSF, Adang tak banyak memberi keterangan kepada petugas.
"Enggak tahu apa-apa bapak mah, sama orangnya juga enggak begitu kenal. Jadi pas tadi diperiksa juga ya enggak tahu apa-apa," ungkapnya.
(ral/yum)