.webp)
Terdapat jeda waktu tiga hari dari insiden penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J hingga diumumkan ke publik. Ketua Kompolnas Mahfud Md menilai ada perubahan skenario dalam jeda kekosongan itu.
"Tadi ada yang bertanya, apa yang terjadi di tanggal 8 sampai 10? Itu penembakan tanggal 8 kok diumumkan tanggal 11? Nah itu yang menyebabkan saya juga mengubah skenario apa yang terjadi," kata Mahfud saat rapat Komisi III DPR dengan Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK, sebagaimana dilansir detikNews, Senin (22/8/2022).
Mahfud menceritakan, saat itu dia bertanya kepada Komnas HAM terkait kejadian yang terjadi pada Jumat (8/7) hingga Senin (11/7). Namun Mahfud menyebut Komnas HAM tidak mengetahui soal kejadian selama tiga hari itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tanya ke Komnas HAM itu yang terjadi Jumat sampai Senin apa jawabnya cuma menggeleng tak tahu. Saat itu saya tanya apa yang terjadi tanggal 8 sampai 11 kok nggak ada keterangan? Kok langsung masuk ke tanggal 11? Apa nih yang terjadi? Nah baru ketemu sekarang kan berdasarkan rangkuman video itu," jelas Mahfud.
Mahfud mengatakan peristiwa penembakan terhadap Brigadir J baru terungkap saat Bharada E mengakui telah membunuh Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo. Setelah pengakuan Bharada E mencuat, barulah Ferdy Sambo mengakui perbuatan itu.
"Baru terbuka setelah tanggal 8 setelah Bharada E saya membunuh atas perintah, tadinya saya membunuh sendiri, sekarang atas perintah dan dia memberi tahu siapa yang terlibat besoknya ndak bisa ngelak, ngaku, lahirlah di situ bayi itu, bayi tersangka," ujar Mahfud.
"Kalau nggak ini jadi dark number, perkara yang hilang yang tidak diketahui skenarionya kan begitu," tambahnya.
(dir/dir)
