Nasib malang menimpa bocah balita perempuan berinisial AAP (5) di Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Ia ditemukan tewas mengambang di dalam septic tank yang berada tak jauh dari rumahnya.
Bocah itu merupakan anak ketiga dari sepasang suami istri Deden (38) dan Nunung Yuliani (29). Lisnawati (51) selaku nenek korban mengatakan, korban sempat hilang dan ditemukan pada Selasa (10/5/2022) kemarin. Pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB, cucunya itu masih terlihat di dalam rumah sedang menonton televisi.
"Terus ke luar. Ini kan pada sibuk, mamahnya lagi cuci piring, terus hilang anak teh. Kata saya ke mamahnya tenang dulu, bentar lagi kita bikin laporan polisi," kata Lisna saat ditemui detikJabar Selasa (10/5) malam ditulis Rabu (11/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga lain yang mengetahui hilangnya bocah itu langsung membantu mencari. Saat Lisna dan sang ibu membuat laporan di kantor polisi, pihaknya mendapatkan kabar bahwa anak itu sudah ditemukan sekitar pukul 11.15 WIB di hari yang sama.
"Pas dibawa ke RS cucu saya udah meninggal. Padahal septic tank itu ketutup tiga lubang, yang terbuka di lubang pertama cuman satu jengkal doang. Pas di intip keliatan bajunya merah (tersangkut) di dalam (septic tank)," ujarnya.
Korban ditemukan tengkurep di dalam tempat pembuangan tinja oleh ayah dan pamannya dari salah satu celah penutup lubang. Bocah itu langsung dibawa ke RS Setukpa Lemdikpol Polri dengan keadaan tubuh berwarna biru dan mengeluarkan busa dari dalam mulutnya.
Ungkap Kejanggalan
Dia mengungkapkan, kejanggalan penemuan cucunya yang sempat hilang itu. Menurutnya, jika memang cucunya terperosok ke dalam septic tank maka seharusnya ada bekas kerusakan atau luka pada cucunya itu.
"Tikusruk (terperosok) harusnya ada bekasnya, luka atau ada yang rusak, ini mulus. Luka pas diangkat sama ayahnya tergores lengannya itu, ayahnya kan langsung teriak nangis," ungkapnya.
"Logikanya gini, lubang semua tutup cuman celah sedikit kalau benar dia jatuh terperosok pasti ada bekas terperosok dan ini tidak ada yang rusak," ujar Lisna melanjutkan.
Diketahui, septic tank tersebut belum ditutup secara permanen dan terbuat dari semen. Penutupnya pun masih berupa batu bata. Pihak berwajib juga sempat memasang garis polisi di tempat kejadian perkara.
"Belum ditutup paten, pakai bata aja. Jadi yang anehnya itu ketutup, celah cuman sedikit. Diintip ada di tengah dan baru dibuka penutupnya ya buat ambil anak," ujar Lisna sambil menyebutkan jika celah septic tank hanya sejengkal tangan.
Sosok Anak
Lisna mengatakan, biasanya bocah itu bermain bersama ayahnya dan tidak pernah mau jika diajak orang tak dikenal. Bahkan untuk jajan ke warung saja, anak itu tidak berani pergi sendiri.
Keluarga Ikhlas
Keluarga mengikhlaskan kepergian AAP. Hanya saja penyebab meninggalnya bocah itu masih misteri dan menyisakan luka dihati keluarga.
"Kita begini sebagai orang tua, sebagai neneknya ikhlas. Kalaupun harus di autopsi kasian harus belek sana sini tapi yang jadi pertanyaan kok bisa masuk pas septic tank semuanya tertutup, itu saja," paparnya.
"Namun keluarga menolak autopsi terhadap jenazah, dan dilengkapi dengan surat penolakan yang ditandatangani di depan saksi-saksi. Hasil keterangan yang didapatkan diduga peristiwa ini terjadi akibat lalainya pengawasan orang tua terhadap buah hatinya," kata Arief.Kapolsek Gunungpuyuh AKP Maulana Arief membenarkan perihal terjadinya kejadian tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan, pihaknya sempat menawarkan kepada keluarga agar jenazah dilakukan autopsi.
Sementara itu, jenazah saat ini sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum terdekat.
(bbn/yum)