Bagi masyarakat Indonesia olahan kuliner berbahan ketan mungkin sudah tak asing lagi. Di setiap daerah atau setiap suku punya makanan khas berbahan ketan.
Salah satunya adalah ulen, camilan olahan ketan di kalangan masyarakat Sunda. Camilan yang satu ini selalu dibuat oleh ibu-ibu, terutama di momentum spesial seperti Idul Fitri.
Ulen biasanya dihidangkan di pagi buta selepas Subuh. Disantap selagi hangat, didorong segelas teh panas, ulen bisa menjadi pengganjal perut sebelum menu sarapan siap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari Lebaran, ulen juga disajikan selepas Subuh, untuk membungkam perut keroncongan sebelum pergi salat sunah Idul Fitri.
Rasanya enak, tekstur luarnya renyah dan lembut di bagian dalam, dengan rasa gurih dari campuran kelapa.
"Ulen terbuat dari nasib ketan dicampur sedikit parutan kelapa. Kemudian ditumbuk, lalu dibentuk bundar mirip pizza. Bahannya bebas, mau ketan hitam atau ketan putih, tak masalah," kata Euis (60) warga Desa Selawangi Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (3/5/2022).
Setelah itu ulen dijemur. Tujuannya agar kandungan air hilang sehingga lebih tahan lama. "Tidak dijemur juga gak apa-apa, sekarang mah ada kulkas. Tetap bisa tahan lama," kata Euis.
Setelah dijemur, ulen dipotong kecil sesuai keinginan sebelum akhirnya digoreng lalu dihidangkan.
"Sebelum dihidangkan bisa digoreng atau dibakar, bebas sesuai selera, sama enaknya," kata Euis.
Eka Sonia (40) warga Sukabumi mengatakan di daerahnya, ulen dihidangkan setengah matang. "Kalau di Sukabumi tidak digoreng dulu, langsung saja dipotong-potong lalu sajikan, gak kalah enak," kata Eka.
Dia yang ikut suaminya mudik ke Tasikmalaya mengaku heran karena ulen dihidangkan menjadi gorengan. "Tapi digoreng enak juga, jadi bisa disantap panas-panas dan ada renyahnya," kata Eka.
Ulen di Tasikmalaya juga terkadang dihidangkan dengan rendang daging sapi. Kombinasi ini semakin menambah kelezatan ulen. Penyajiannya berbeda dengan ulen di daerah Bandung, yang menyajikan ulen dengan sambal goreng kentang.
"Kalau dimakan dengan rendang, itu karena pengaruh kebiasaan masyarakat Sumatera. Disana kan ada lemang ketan, dimakan sama rendang. Kita jadi ikut-ikutan makan ulen dengan rendang, ternyata enak juga, jadinya keterusan," kata Euis.
(bbn/yum)