Kasus Suap Bupati Bogor Ade Yasin, KPK Geledah 2 Rumah di Bandung

Kasus Suap Bupati Bogor Ade Yasin, KPK Geledah 2 Rumah di Bandung

Dony Indra Ramadhan - detikJabar
Jumat, 29 Apr 2022 17:12 WIB
Poster
Ilustrasi kasus korupsi (Ilustrator: Edi Wahyono/detikcom)
Bandung -

Penyidik KPK melakukan penggeledahan di kediaman tersangka kasus suap yang melibatkan Bupati Bogor Ade Yasin. Penggeledahan dilakukan di dua tempat berbeda di Bandung.

"Tim penyidik KPK kembali melakukan kegiatan upaya paksa penggeledahan rumah kediaman para tersangka di dua lokasi berbeda di Bandung, Jawa Barat," ucap Juru Bicara KPK Ali Fikri via pesan singkat, Jumat (29/4/2022).

Ali tak menyebutkan rinci dua lokasi tersebut. Akan tetapi, kedua lokasi itu merupakan kediaman dari tersangka. Adapun dalam perkara ini, ada 8 orang yang ditetapkan tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali juga belum mengungkapkan hasil dari penggeledahan tersebut. Menurutnya tim masih melakukan pendalaman.

"Pekembangan hasil penggeledahan akan kami informasikan lebih lanjut," katanya.

ADVERTISEMENT

Bupati Bogor Ade Yasin terjaring OTT KPK bersama dengan 11 orang lainnya. Selang beberapa waktu, KPK menetapkan delapan orang sebagai tersangka di kasus suap laporan keuangan demi meraih predikat WTP dari BPK Perwakilan Jawa Barat.

Para tersangka itu terdiri:

  • Pemberi Suap

1. Ade Yasin, Bupati Kabupaten Bogor periode 2018-2023
2. Maulana Adam, Sekdis Dinas PUPR Kabupaten Bogor
3. Ihsan Ayatullah, Kasubid Kas Daerah BPKAD Kabupaten Bogor
4. Rizki Taufik, PPK pada Dinas PUPR Kabupaten Bogor

  • Penerima Suap

1. Anthon Merdiansyah, Pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat/Kasub Auditorat Jabar III/Pengendali Teknis
2. Arko Mulawan, pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat/Ketua Tim Audit Interim Kabupaten Bogor
3. Hendra Nur Rahmatullah Karwita, pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat/Pemeriksa
4. Gerri Ginajar Trie Rahmatullah, pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat/Pemeriksa

KPK menduga Ade Yasin menyuap pegawai BPK perwakilan Jawa Barat agar Kabupaten Bogor hingga Rp 1,9 miliar. Hal itu dilakukan agar Kabupaten Bogor dapat kembali meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) untuk tahun 2021 dari BPK Perwakilan Jawa Barat.

(dir/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads