Tiga video pengeroyokan yang diunggah di grup media sosial Sukabumi Facebook ternyata seluruh rangkaian kejadian peristiwa itu terjadi di Depok, meski begitu salah seorang pelaku disebut berasal dari Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi masih tetangga korban.
Ilham Wijaya, korban sekaligus pembuat unggahan tersebut mengaku sengaja memviralkan video itu dengan harapan pelaku segera bisa ditangkap. Ia sendiri sudah membuat laporan terkait kejadian itu di Polres Depok. Informasi terakhir yang ia terima dari kepolisian, para pelaku belum ditangkap.
"(Pelaku) belum diamankan, kabar terakhir dari polisi masih pengembangan," kata Ilham melalui sambungan telepon dengan detikJabar, Kamis (28/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilham sendiri saat ini tengah mengamankan diri, ia mengaku takut mendapat teror dari para pelaku yang disebutnya masih satu keluarga. Ilham sendiri berada di Depok atas undangan dari pelaku yang juga bosnya di usaha dagang Tahu Bulat. Pemicu kemarahan sang bos karena Ilham berniat membuka bisnis Tahu Bulat sendiri.
"Masalah bisnis, dia tidak terima saya pindah ke pihak lain, alasan pindah dan buat bisnis baru karena setahun lebih sama dia enggak dapat hasil apa-apa. Mungkin dia emosi saya pindah dari dia karena saya merasa enggak dapat hasil apa apa sama dia yang ada malah timbul hutang. Karena saya ambil kesimpulan karena saya juga pebisnis, mana yang lebih menguntungkan saya ambil," ujar Ilham.
Dikatakan Ilham, selama berbisnis dengan bosnya itu, bukannya mendapat keuntungan ia malah menumpuk utang. Ia juga merasa utang-utang yang dibebankan kepadanya berasal dari alasan yang tidak masuk akal. Ia mencontohkan biaya perbaikan kendaraan inventaris yang rusak malah dibebankan ke dirinya,
"Utang yang tertulis itu ibaratkan saya harus memperbaiki mobil inventaris yang namanya mobil inventaris kan siapa saja pakai, umum, bukan hanya saya. Pas kebetulan saya pakai walaupun dia melarang kan yang namanya mesin enggak ada yang tahu kan, namanya bahian dalam mesin. Waktunya saya makai malam eh paginya bermasalah, bukan mogok tapi hanya bunyi ngeletrek, saya inisiatif ke bengkel menanyakan kendala mobil ternyata harus turun mesin nah dari situ saya telepon bos saya, saya ceritakan kondisinya untuk perbaikan Rp 13 juta, dia langsung ngomong ya lu tanggung jawab kenapa harus ngomong ke gua kan elu yang make begitu jawabannya," beber Ilham.
(sya/tya)