Begini Kondisi Memprihatinkan Keluarga Korban Prostitusi di Papua

Begini Kondisi Memprihatinkan Keluarga Korban Prostitusi di Papua

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 19 Feb 2022 08:51 WIB
Rumah Korban prostitusi Papua memprihatinkan
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi -

Kondisi memprihatinkan menyergap saat pertama menjejakkan kaki di kediaman LA (48) ibunda salah seorang korban perdagangan manusia di Sukabumi, Jawa Barat. Kemiskinan menjadi salah satu faktor terjebaknya salah seorang korban dalam lembah prostitusi di Papua.

LA bersama putrinya tinggal menumpang di rumah orang lain. LA adalah orang tua tunggal sejak suaminya meninggal beberapa tahun lalu. Semenjak itu kondisi ekonomi merekapun morat-marit, anaknya yang masih berumur 18 tahun itu jadi tulang punggung satu-satunya keluarga.

"Kondisi keluarga orang tua korban memang kurang mampu, kemarin aja ada beberapa teman wartawan datang ibunya sampai gemetaran karena bingung harus memberi suguhan apa. Kemarin juga ada wartawan sampai nangis mendengar cerita orang tua korban," kata AS, kerabat LA paman dari korban, Jumat (18/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detikcom melihat langsung kondisi kediaman LA, atap bilik di kamar mandi terlihat berlubang. Sebuah kipas angin kecil berwarna biru terlihat menggantung di ruang tengah berputar pelan, menyingkirkan sedikit hawa panas di kawasan pesisir.

"Mimpi keponakan saya itu ingin bahagiakan keluarga. Mimpi dan harapan itu malah membuat dia terjebak di Papua, keponakan saya itu tulang punggung keluarga keluarga, ayahnya meninggal, suaminya juga pergi meninggalkan anak. Akhirnya serba sulit," papar AS.

ADVERTISEMENT

AS mengatakan Camat Palabuhanratu Ali Iskandar sempat mendatangi kediaman LA. Saat itu Ali menanyakan kondisi kehidupan LA.

"Pak Camat ini menanyakan apakah ibu kerja, ya saudara saya ini mengatakan saya sudah tua mau kerja apa tamatan SD, ibu-ibu begini siapa yang mau mempekerjakan saya. Makanya anak saya sampai nekat pergi ke Papua juga, pernah kerja di kos-kosan tapi gajinya hanya Rp 200 ribu satu bulan cukup buat apa," kata AS menirukan ucapan LA.

AS mengatakan terkadang untuk makan sehari-hari, LA terkadang menerima pemberian tetangga. "Makan seadanya saja, rumah bolong-bolong saja bagaimana mau dibetulkan untuk beli beras saja mereka kebingungan," pungkas AS.




(sya/ern)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads