Polisi mengamankan tiga orang pria yang diduga terlibat dalam kasus perdagangan empat wanita asal Sukabumi. Para korban dijerumsukan dalam bisnis prostitusi di Papua.
Hingga saat ini, sudah ada tiga orang yang diamankan polisi dalam kasus tersebut. Tiga orang itu diduga terlibat langsung dalam rentetan kejadian mulai dari perekrutan hingga penempatan empat orang korban di Papua.
"Tersangka kita amankan satu orang inisial DR, koordinasi dengan Polres Paniai diamankan 1 orang inisial I sebagai Mami dan HK pemilik cafe kita kordinasi dengan Polres Paniai," kata Kapolres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah kepada awak media, Kamis (17/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menyebut peranan DR sebagai perekrut 4 perempuan tersebut. Sementara I sengaja datang ke Sukabumi dari Papua bertugas menampung dan memberangkatkan para korban hingga ke tanah Papua dan HK sebagai pemilik Cafe.
"Mereka ditampung, mami dari Papua datang lalu memberangkatkan. Untuk tersangka DR penyakuannya hanya dapat Rp 1 juta untuk satu orang sehingga total Rp 4 juta," ujar Dedy.
DR disebut Dedy mengaku baru melakukan aksi tersebut. Polisi masih mendalami pengakuan itu. "Pengakuan baru pertamakali namun masih pendalaman, untuk pemeriksaan di Papua membutuhkan waktu. Korban saat ini berada di Polres Paniai untuk pemeriksaan," katanya Dedy.
Kasus terungkap setelah korban merasa tidak nyaman karena harus melayani tamu yang kemudian dipaksa untuk 'menjual' diri. "Mereka sebelumnya tidak nyaman harus melayani tamu yang datang open BO dan dipaksa melayani," pungkas Dedy.
Diberitakan sebelumnya, empat orang perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat diduga menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dijanjikan bekerja layak di tempat hiburan di daerah Papua, namun malah diminta melayani pria hidung belang.
Empat korban yang terdiri dari dua remaja, satu orang dewasa dan satu anak berusia 15 tahun terjebak lingkaran bisnis dunia malam di Papua. Mereka berharap bisa kembali pulang dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya minta tolong, saya korban dan saya mau minta tolong karena sudah saya lapor di kepolisian sini laporan saya tidak ada yang gubris," kata salah seorang korban melalui aplikasi perpesanan kepada detikcom, Selasa (15/2/2022).
(sya/mso)