Hilangnya Kembang Patrakomala pada 5 Stilasi Bandung Lautan Api

Stilasi di depan gedung rancangan arsitek Albert Aalbers itu, menorehkan sejarah titik pertama kalinya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di Kota Bandung. Sayang, stilasi di depan gedung bank di Jalan Ir H Djuanda itu wajahnya sudah tak sempurna. Bunga Patrakomala di atasnya sudah hilang.

Stilasi ini terletak di Taman Braga atau depan gedung bank bjb, salah satu bank Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Di gedung ini, pada Oktober 1945 pejuang Bandung, Moeljono dan E Karmas merobek bendera Belanda. Namun sayang, bunga Patrakomala yang menjadi salah satu ciri khas Kota Bandung itu juga sudah hilang.

Sebuah stilasi tanpa bunga Patrakomala di atasnya, juga ada di gedung bertuliskan 'Niescomptomy', seberang Masjid Raya Bandung sebelah utara. Gedung ini digunakan sebagai markas resimen yang dibangun pada 1922. Konon, pada 13 Oktober 1945 para pemimpin TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melakukan rapat yang dulu disebut Gedung NILMIJ ini.

Stilasi berikut ini terlihat terlindung oleh pagar rumah di persimpangan Jalan Simpang-Jalan Ciguriang. Meskipun tak begitu terlihat jelas, namun stilasi tersebut masih terjaga utuh dengan bunga Patrakomala di atasnya. Terlihat dari luar hanya sudut bagian lirik lagu Halo-halo Bandung, sementara dua sisi lainnya menghadap ke dalam rumah.

Di depan SD Dewi Sartika, Jalan Kautamaan Istri terdapat sebuah stilasi di bawah pohon angsana. Bentuknya masih utuh seperti aslinya. Jalan ini menjadi salah satu jalur yang dilalui untuk menuju wilayah Bandung Selatan.

Di trotoar Jalan Dewi Sartika, tepatnya tak jauh dari tempat perbelanjaan Yogya Jalan Kepatihan juga terdapat sebuah stilasi. Diceritakan, terdapat sebuah rumah markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kolonel A.H Nasution. Kini, rumah itu pun hanya tinggal kenangan karena sudah disulap menjadi pertokoan. Lokasi tugu pun sudah tak utuh lagi dan berhimpitan dengan sebuah warung makan.

Stilasi berikut ada di tengah permukiman Lengkong Dalam-Lengkong Tengah. Dahulu tempat ini disebut sebagai kawasan tinggal warga Indo-Belanda. Kini, kondisi stilasi pun terlihat tak terurus, bahkan dalah satu sisinya sudah kehilangan plat.

Stilasi ini berada di Jalan Jembatan Baru di tepi gang permukiman padat penduduk. Berbeda dari stilasi lainnya, stilasi ini letaknya kurang lebih berada 1,5 meter dari permukaan tanah. Lokasinya berada tepat di bawah pohon beringin dan wajah tugu yang masih utuh terlihat mulai condong ke kanan, diduga karena dorongan akar pohon yang kuat.

Stilasi ini berada tepat di dalam halaman sekolah dasar Asmi di Jalan Asmi, tak jauh dari Jalan Jembatan Baru. Kondisi tugunya pun masih apik terawat dengan bunga Patrakomala di atasnya. Dulu, bangunan ini digunakan sebagai markas pemuda pejuang PSINDO dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, serta lokasi pengungsian.

Stilasi ini masih tampak utuh dengan bunga Patrakomala di atasnya. Stilasi ini berada di dekat saluran irigasi yang memisahkan antara trotoar Jalan Moh Toha dengan Gereja Gloria. Gereja tersebut dahulu digunakan sebagai pemancar NIROM untuk menjadi media menyebarkan proklamasi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia.