Sebuah toko bangunan di Desa Lebakwangi, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan hangus terbakar pada Senin (1/12/2025). Diperkirakan kebakaran tersebut menyebabkan kerugian mencapai Rp 1,8 miliar.
Kepala UPT Damkar Kabupaten Kuningan Andri Arga Kusuma memaparkan peristiwa kebakaran tersebut bermula sekitar pukul 02.00 WIB. Kala itu, seorang pedagang serabi yang hendak berjualan bernama Acih (45) melihat kepulan asap di Toko Bangunan Sri Mekarsari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kepulan asap yang besar, Acih langsung mendatangi rumah anak pemilik toko bernama Fauzi untuk memberitahukan bahwa toko milik ayahnya terbakar. Setelah menerima laporan, Fauzi langsung menghubungi petugas Damkar Kabupaten Kuningan.
"Menurut keterangan saksi, pada pukul 02.00 WIB ketika hendak berjualan serabi dia melihat kepulan asap di TB Sri Mekarsari, Kecamatan Lebakwangi. Kemudian saksi menuju rumah Fauzi, anak pemilik toko bangunan itu, untuk melaporkan kebakaran di toko ayahnya," tutur Arga, Senin (1/12/2025).
Setelah menerima laporan, Damkar Kuningan langsung mengirimkan 15 anggotanya dan 3 unit mobil pemancar air ke lokasi kejadian pada pukul 02.49 WIB. Arga memaparkan, banyaknya bahan yang mudah terbakar bahkan beracun menjadi kendala selama proses pemadaman berlangsung, ditambah dengan akses sumber air yang jauh dan terbatas. Untuk mengatasi masalah suplai air tersebut, petugas damkar mengambil air dari selokan dan kolam warga.
"Jarak lumayan jauh sehingga mesin portable pendorong air tidak kuat. Lalu kami mengubah skema dengan menggunakan mesin pendorong mesin mobil PTO yang tekanannya sangat kuat, jadi bisa running 1 jam tanpa henti penyemprotan. Kesulitan lainnya karena banyak bahan mudah terbakar, berbahaya, dan beracun," tutur Arga.
Meski begitu, setelah upaya pemadaman berlangsung hampir 6 jam, akhirnya api dapat dipadamkan sekitar pukul 07.05 WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi, diduga api tersebut berasal dari mesin pencampur cat dengan terminal yang dialiri listrik sehingga mengalami korsleting ditambah di sekitar terminal banyak cairan yang mudah terbakar.
"Di situ ada mesin pencampur cat dan komputer. Kemungkinan ada kabel terminal yang terlalu banyak sambungan sehingga menyebabkan arus pendek, ditambah lagi di sekitar itu banyak barang material yang mudah terbakar, termasuk cat dan tiner ada puluhan kaleng sehingga api cepat membesar. Setelah melakukan pendataan, kerugian ditaksir sebesar Rp 1,8 miliar," pungkas Arga.
Menyikapi kejadian tersebut, Damkar Kuningan menghimbau agar para pelaku usaha tetap waspada terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama akibat korsleting listrik yang sering menjadi penyebab utama kebakaran. Pemilik usaha juga disarankan rutin memeriksa instalasi listrik dan tidak menyimpan bahan mudah terbakar secara sembarangan.
(sud/sud)










































