Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady mendorong percepatan perbaikan tembok penahan tanah (TPT) di sepanjang Sungai Ciberes sebagai upaya mendesak untuk mengurangi risiko banjir yang terus menghantui Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.
Daddy, saat dikonfirmasi di Cirebon, Jumat (21/11/2025), menyebut persoalan banjir menjadi keluhan paling sering disampaikan warga setiap kali ia turun ke lapangan dalam kegiatan reses maupun agenda kedinasan.
Menurutnya, Desa Gunungsari merupakan wilayah yang paling memprihatinkan karena dalam satu tahun pernah mengalami banjir hingga 38 kali, menjadikannya salah satu desa dengan tingkat kerawanan tertinggi di Kecamatan Waled.
"Desa Gunungsari merupakan langganan banjir. Situasinya sudah sangat mendesak," ujarnya.
Daddy menilai kondisi ini memperlihatkan perlunya intervensi struktural yang lebih serius. Salah satu persoalan utama adalah kondisi TPT yang masih jauh dari memadai untuk menahan tekanan air saat hujan deras.
Ia mengungkapkan pembangunan TPT selama ini tidak dilakukan secara tepat karena banyak titik belum dilengkapi dengan tanggul sebagaimana kebutuhan di lapangan.
Selain itu, ia juga menyoroti sedimentasi Sungai Ciberes yang semakin parah. Material hasil pengerukan atau normalisasi, kata dia, sering kali hanya ditumpuk di tepi sungai dan tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, saat hujan deras turun, tumpukan tersebut mudah kembali terbawa arus ke badan sungai.
"Hasil akhirnya mudah ditebak. Lumpur itu kembali masuk sungai ketika diguyur hujan," katanya.
Daddy menegaskan bahwa kewenangan penanganan Sungai Ciberes, termasuk perbaikan TPT, berada pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengusulkan pembangunan dan perbaikan TPT secara komprehensif, namun hingga kini belum terlihat tindak lanjut signifikan.
"Ini sudah lama saya sampaikan. Sampai sekarang belum juga ditangani," tegasnya.
Ia berharap pemerintah pusat maupun daerah segera mengambil langkah konkret agar warga di Kecamatan Waled tidak terus menjadi korban banjir tahunan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat bahwa banjir yang melanda Desa Gunungsari dan Mekarsari pada Rabu (19/11) malam merendam 1.164 rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Cirebon, Ikin Asikin, mengatakan banjir dipicu oleh hujan berintensitas tinggi, sedimentasi sungai, serta penyempitan aliran pada anak sungai yang menyebabkan luapan air mengalir ke permukiman.
Selain merendam ribuan rumah, banjir juga berdampak pada sembilan rumah ibadah, empat sarana pendidikan, serta menggenangi sekitar 100 hektare lahan sawah. Total sebanyak 3.724 jiwa terdampak, dan 29 orang terpaksa mengungsi.
(yum/yum)