Kata Warga Kuningan di Desa yang Bangungkan Lahan Tidur Jadi Sumber Cuan

Kata Warga Kuningan di Desa yang Bangungkan Lahan Tidur Jadi Sumber Cuan

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 17 Nov 2025 12:00 WIB
Suasana greenhouse melon premium dan pusat jajan serba ada Desa Kasturi
Suasana greenhouse melon premium dan pusat jajan serba ada Desa Kasturi
Kuningan -

Hadirnya wisata petik melon premium serta adanya Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di Desa Kasturi, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat. Salah satu yang merasakan dampak positif adalah Maulana (24) seorang pedagang kopi yang juga warga Desa Kasturi.

Sebelum berjualan, semenjak lulus kuliah, Maulana sendiri pernah melamar pekerjaan di beberapa tempat. Namun, tak kunjung diterima. Tidak menyerah, Maulana mulai mencoba membangun usaha dari mulai usaha pakaian hingga sekarang usaha kopi.

"Bukan pernah lagi, setiap hari melamar kerja dari mulai ke BUMN sampai tes CPNS juga. Apalagi keadaan kayak sekarang. Nyari kerja susah. Di mana-mana susah. Jadi secara tidak langsung memberi pekerjaan di sini. Karena sebelumnya ada usaha, cuman makin ke sini nggak memungkinkan usahanya. Terus ada kesempatan di sini, akhirnya diambil, " tutur Maulana. Minggu (16/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada banyak varian kopi yang dijual Maulana. Untuk biji kopinya sendiri Maulana beli langsung dari para petani di Kuningan. Menurutnya, semenjak berjualan di Pujasera Desa Kasturi, dalam sehari, ia bisa mendapatkan omzet dari berjualan kopi sekitar ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Ia berharap, ke depan wisata petik melon dan Pujasera Desa Kasturi dapat semakin ramai.

"Ngambil kopinya langsung di Cibunar asli Kuningan.Mungkin diperkirakan perhari paling besar bisa sampai Rp 1 juta tapi kalau hari biasa paling ratusan ribu. Semoga semakin ramai dan sukses. Karena kalau lihat dari potensi wisata itu di sini bagus," tutur Maulana.

ADVERTISEMENT

Senada dengan Maulana, warga lain yang merasakan manfaat adanya wisata petik melon dan Pujasera Desa Kasturi adalah Heni (43). Sebelum adanya lapak Pujasera, Heni merupakan ibu rumah tangga yang sesekali berjualan cemilan lewat online.

Suasana greenhouse melon premium dan pusat jajan serba ada Desa KasturiSuasana greenhouse melon premium dan pusat jajan serba ada Desa Kasturi Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Namun, semenjak adanya Pujasera Desa Kasturi. Heni menjadi semakin sibuk, jika biasanya ia jarang memproduksi cemilan, kini setiap hari, Hani memproduksi cemilan untuk dijual di Pujasera Desa Kasturi. Menurutnya, dalam sehari, ia bisa mendapatkan omzet mencapai ratusan ribu rupiah.

"Kalau sebelumnya saya cuman lewat handphone. Di sini, online jalan offline juga. Jadi berpengaruh sekali. Dulu mah seminggu produksi 3 kali sekarang mah jadinya setiap hari produksi. Dulu omzet nggak menentu. Sekarang mah pas pertama buka bisa dapat Rp 700 ribu. Kalau hari biasa paling dapatnya paling Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu," tutur Heni.

Sebagai ibu rumah tangga, dengan omzet tersebut, cukup untuk membantu perekonomian rumah tangganya. Ke depan, Heni berharap semoga wisata petik melon dan Pujasera Desa Kasturi semakin ramai.

"Bagi saya sebagai ibu rumah tangga jelas berpengaruh banget. Karena bisa menambah penghasilan buat perekonomian keluarga. Alhamdulillah cukup, suami juga masih kerja. Saya anaknya 2. Harapannya semoga semakin berkembang dan maju khususnya bagi UMKM di sini. Saya jualan cemilan dari mulai roti bakar, pastel, mix platter," pungkas Heni.

Sementara itu, Direktur BUMDes Mustika Jaya Desa Kasturi, Deny Sudistriadi memaparkan, bahwa tujuannya dibangunnya Pujasera dan greenhouse melon adalah untuk menyerap tenaga kerja dan membantu UMKM yang ada di Desa Kasturi. Bahkan, dalam proses pembangunannya, ada sekitar 15 warga Desa yang dipekerjakan. Sekarang, setelah resmi beroperasi, ada sekitar 19 warga desa yang terserap kerja. Mereka ada yang bekerja sebagai penjual, petugas kasir hingga penjaga greenhouse.

"Kalau bicara pengangguran itu mulai dari pembangunan dari warga desa ada sekitar 15 orang. Ini konsepnya pemberdayaan masyarakat, yang sewanya harus warga sini dan untuk menunya tidak boleh sama. Jadi saya hitung itu total ada 19 orang, 17 orang di Pujasera 2 orang di Greenhouse. Warga sini semua. Karena untuk tenant itu bebas pegawainya berapa tergantung kebutuhan," pungkas Dany.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads