Ada Bakteri dalam Nasi MBG yang Sebabkan 84 Siswa Kuningan Keracunan

Ada Bakteri dalam Nasi MBG yang Sebabkan 84 Siswa Kuningan Keracunan

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Jumat, 24 Okt 2025 13:30 WIB
Ada Bakteri dalam Nasi MBG yang Sebabkan 84 Siswa Kuningan Keracunan
Siswa Luragung Kuningan saat mengalami keracunan (Foto: Istimewa)
Kuningan -

Hasil laboratorium terkait dugaan penyebab keracunan puluhan siswa di Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, akhirnya keluar. Pemeriksaan menunjukkan bahwa sumber keracunan berasal dari nasi yang terkontaminasi bakteri bacillus cereus, bukan dari lauk pauknya.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Edi Martono.

"Setelah hasil pemeriksaan lab ditemukan adanya bakteri bacillus cereus pada nasi. Tapi di lauk pauk mah tidak ditemukan apa-apa. Itu kan sampelnya dikirim ke Bandung. Yang dikirim ke laboratorium itu nasi, goreng tempe, acar timun wortel sama ayam kecap. Menunya itu," tutur Edi, Jumat (24/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Edi, munculnya bakteri bacillus cereus pada nasi disebabkan karena makanan tersebut terlalu lama dibiarkan di tempat terbuka. Ia menduga, kontaminasi sudah terjadi sebelum nasi didistribusikan ke sekolah.

ADVERTISEMENT

"Bakteri itukan gampang muncul karena terkena oksigen apalagi itukan di tempat yang terbuka. Bisa jadi karena terlalu lama ditempatkan di luar atau telat dikonsumsi nasinya. Tapi inikan kita temuin nasi dari dapurnya. Bisa jadi sebelum didistribusikan, kan kita ambil sampelnya yang ada di dapur," ujar Edi.

Edi menjelaskan, makanan yang terkontaminasi bacillus cereus dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, pusing, dan muntah.

"Untuk gejalanya tergantung daya tahan tubuh orang juga. Alhamdulillah nggak ada apa-apa. Cuman diare, muntah sudah ditangani yah aman. Muntah kan reaksi tubuh, tujuannya untuk mengurangi bakteri di dalam tubuh. Makanya setelah muntah itu enak. Yang kita takutkan muntah dan diarenya terus-terusan bisa sampai dehidrasi," tuturnya.

Sebagai langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terulang, Dinas Kesehatan Kuningan akan melakukan survei kesehatan terhadap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah tersebut. Survei ini bertujuan memastikan setiap penyedia makanan bergizi memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Sekarang kan sebelum operasional atau sesudah operasional harus punya sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Salah satunya dengan inspeksi lingkungan baik dari tempat cuci, tempat masak, tempat paking itu harus dicek. Nah itu tugas dari tim survei," pungkas Edi.

Diketahui sebelumnya, pada Jumat (3/10/2025) sebanyak 84 siswa di Kecamatan Luragung mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Para siswa mengalami gejala seperti pusing, mual, muntah, dan diare.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads