Regenerasi petani menjadi persoalan yang kini dihadapi Kabupaten Indramayu. Saat ini, petani berusia 50 tahun ke atas mendominasi Indramayu.
Pemerintah daerah pun kini tengah berupaya menumbuhkan minat generasi muda untuk kembali ke sektor pertanian melalui berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan. Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu M Ikhwan mengatakan masalah regenerasi petani perlu segera diatasi untuk menjaga keberlangsungan sektor pertanian di daerah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalah di kita memang sumber daya manusia di sektor pertanian atau regenerasi petani. Petani sekarang rata-rata usianya di atas 50 tahun, 70 persen. Sisanya baru anak muda," kata M Ikhwan, Selasa (21/10/2025).
Untuk itu, ia menyebut saat ini pemerintah daerah sedang mendorong lahirnya petani-petani muda melalui program pelatihan. Pemerintah berupaya menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian.
Program pelatihan ini dirancang dengan menyesuaikan minat peserta. Pemerintah tidak memaksakan jenis komoditas tertentu. Peserta bebas memilih bidang yang disukai.
"Kita tidak memaksakan komoditasnya apa. Misalkan mereka minatnya ke padi, nanti diarahkan ke padi. Misalkan minatnya ke mangga, nanti diarahkan ke sana. Jadi berdasarkan minat mereka," kata Ikhwan.
Dalam pelatihan, peserta akan diperkenalkan pada teknologi pertanian modern seperti mekanisasi alat tanam dan sistem hidroponik. Cara ini dinilai efektif menarik minat generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
"Di pertanian padi kita perkenalkan mekanisasi, seperti transplanter alat tanam, drone, dan combine. Kemudian kita kenalkan juga sistem hidroponik. Ini kan metode modern dalam budidaya sayuran dan buah," kata dia.
Menurut Ikhwan, program pelatihan ini ditujukan untuk 1.000 peserta dan digelar dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung pada bulan Februari dengan diikuti oleh 500 peserta. Sedangkan sesi kedua akan diselenggarakan pada bulan November mendatang yang juga diikuti oleh 500 peserta.
"Program ini sudah berjalan. Pertama di bulan Februari pesertanya 500 orang. Kemudian yang kedua rencananya di bulan November, pesertanya 500 orang juga," kata dia.
"Kegiatan pelatihannya itu kita gelar di Balai Benih Hortikultura DKPP," kata Ikhwan menambahkan.
Lebih lanjut, Ikhwan mengatakan, dalam program pelatihan ini pihak menghadirkan beberapa orang mentor yang akan mendampingi para peserta. Para mentor tersebut merupakan para petani muda yang telah berhasil di bidang pertanian.
"Mentor-mentornya ini orang-orang praktisi, tapi anak muda yang sudah berhasil. Mentornya anak muda, pesertanya juga anak muda, biar komunikasinya lebih enak," kata dia.
Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapat pembekalan tentang agribisnis dan wirausaha. Mereka akan diajarkan cara mengelola hasil panen agar memiliki nilai tambah, misalnya diolah menjadi makanan ringan atau minuman olahan.
"Jadi mereka bukan hanya diajarkan tentang budidaya, tetapi juga ke arah agribisnis. Jadi produk itu bukan hanya produk segar saja, tapi bisa juga dibuat produk olahan, kalau mau harganya naik. Misalnya dibuat kue, jus dan berbagai produk lain," kata dia.
Ikhwan berharap program pelatihan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian. "Ini menjadi upaya kita untuk bisa menumbuhkan minat mereka," kata Ikhwan.
Sekadar diketahui, Kabupaten Indramayu merupakan daerah di Jawa Barat yang banyak menghasilkan produk pertanian. Beberapa diantaranya seperti padi hingga mangga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat 2024, produksi padi di provinsi ini tercatat mencapai 8.626.880,00 ton. Dari jumlah tersebut, Indramayu menjadi penyumbang terbesar dengan produksi 1.399.352,00 ton, disusul Karawang 1.041.531,00 ton dan Subang 968.941,00 ton.
Sementara itu, Indramayu juga dikenal sebagai Kota Mangga. Tidak hanya sekadar julukan, produksi mangga di Indramayu merupakan yang terbesar di Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat tahun 2024, produksi mangga di provinsi ini mencapai 4.684.671,30 kuintal. Dari jumlah itu, Indramayu menjadi penyumbang terbesar dengan produksi mencapai 1,25 juta kuintal. Disusul Sumedang sebanyak 698.250,19 kuintal dan Cirebon sebanyak 447.769,58 kuintal.
(sud/sud)










































