Agrowisata Pakuwon, Jalan Baru Samsu dan Cece Menggantungkan Harapan

Kabupaten Kuningan

Agrowisata Pakuwon, Jalan Baru Samsu dan Cece Menggantungkan Harapan

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 29 Sep 2025 08:30 WIB
Agrowisata Pakuwon Kuningan
Agrowisata Pakuwon Kuningan (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Kuningan -

Di balik ramainya pengunjung yang datang ke Agrowisata Pakuwon di Desa Pejambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, tersimpan kisah warga yang kini bisa bernapas lebih lega. Samsu (55), seorang petani jambu, adalah salah satunya.

Bertahun-tahun Samsu harus pasrah menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga yang sangat rendah. Ia ingat betul bagaimana jerih payah merawat pohon jambu hanya terbayar dua ribu hingga lima ribu rupiah per kilo.

"Kalau harga dari petani ke tengkulak itu tergantung pasar jadi nggak menentu. Kalau lagi banyak itu harganya jual ke tengkulak itu paling murah sekitar Rp 2 ribu. Kalau lagi malah paling cuman Rp 5 ribu," tutur Samsu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini wajahnya lebih sering tersenyum. Agrowisata Pakuwon memberinya kesempatan langsung menjual hasil panen kepada pengunjung. Setiap akhir pekan, puluhan kilogram jambu bisa dipetik langsung dari kebunnya.

ADVERTISEMENT

"Ada yang petik sampai 25 kilogram. Biasanya hari Sabtu-Minggu. Kalau sekarang harganya lagi Rp 10 ribu per kilo. Sehari bisa dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Jadi ada kontribusinya kepada petani, merasa terbantu. Bisa memasarkan jambu secara langsung," kata Samsu.

Bukan hanya sekadar transaksi jual beli. Samsu merasa lebih dihargai ketika para pengunjung ikut belajar cara menanam jambu dari dirinya.

"Di sini tuh ada banyak, nggak hanya jambu. Tapi sayuran juga ada. Dari mulai pakcoy, salada sampai jagung. Pokoknya selagi bisa dijual ada di sana. Dijual sesuai kemampuan pengunjung. Kebetulan kebunnya dekat Pakuwon jadi bisa sambil edukasi juga. Harapannya ke depan, semoga bisa lebih tertata lagi. Ada penertiban untuk para pedagang supaya harga bisa serasi," ucapnya.

Agrowisata Pakuwon KuninganAgrowisata Pakuwon Kuningan Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Cerita lain datang dari Cece (25). Anak muda ini pernah bekerja di sebuah konveksi, namun setelah kontraknya habis, ia kembali menganggur. Sehari-hari ia membantu orang tua di ladang. Hingga akhirnya awal 2025, sebuah tawaran kerja datang, menjadi pengelola Agrowisata Pakuwon.

"Sebelumnya kerja di konveksi. Tapi habis kontrak, jadi nganggur dulu, terus jadi petani bantu orang tua. Alhamdulillah, di sini senang. Bisa menambah pemasukan. Kerjanya deket juga. Cukuplah untuk sehari-hari mah," tutur Cece dengan wajah berbinar.

Agrowisata ini memang dirancang untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Menurut Kaur Umum Desa Pejambon, Didi Suwardi, puluhan warga kini bisa bekerja atau berjualan di kawasan wisata tersebut.

"Alhamdulillah antusias masyarakat tinggi. Untuk tenaga kerja itu ada 13 orang yang direkrut, belum menghitung sama warung yang mulai berjualan di sekitar sini. Apalagi kalau hari minggu itu ada pasar dadakan, dari buah-buahan sampai sayuran itu ada. Jadi bisa menghidupkan ekonomi warga sekitar," pungkas Didi.

Dengan tiket yang terjangkau Rp 5.000 di hari kerja dan Rp 7.000 di akhir pekan, Agrowisata Pakuwon bukan hanya menjadi tempat rekreasi keluarga, tapi juga lahan harapan baru bagi Samsu, Cece, dan warga Desa Pejambon lainnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads