Semangat Asep di Balik Layangan yang Mengangkasa

Serba-serbi Warga

Semangat Asep di Balik Layangan yang Mengangkasa

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 17 Sep 2025 06:30 WIB
Asep, pedagang layangan saat sedang berjualan di sekitar Alun-alun Kuningan
Asep, pedagang layangan saat sedang berjualan di sekitar Alun-alun Kuningan (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Kuningan -

Siang itu, di tengah cerahnya langit dan hembusan angin, Asep (40) tampak sedang duduk di sekitar Alun-Alun Kuningan. Di pangkuannya tergeletak lidi bambu yang tengah ia olah untuk membuat layangan.

Dengan hati-hati, ia menyerut kayu tipis itu menggunakan pisau, menghasilkan serabut bambu yang berserakan di sekitar tubuhnya. Setelah dirasa cukup, lidi tersebut dipasangkan ke dalam kertas layangan yang sebelumnya sudah Asep hias secantik mungkin.

Dalam sehari, Asep bisa membuat 100 buah layangan berukuran kecil. Tak hanya layangan berukuran kecil. Asep juga membuat layangan berukuran besar. Menurutnya, untuk layangan berukuran besar dibutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ukuran layangan besar yang model layangan janggan yang lagi viral mirip naga tuh. Itu sampai tiga hari cuman satu layangan, tapi kalau kecil mah cepet. Biasanya emang jualan di Alun-alun, tapi sekarang lagi acara. Jadi boleh jualan rada maju ke sini, " tutur Asep.

Asep sendiri mulai menekuni usaha layang-layang sejak 4 tahun yang lalu. Sebelum menekuni dunia layang-layang, Asep bekerja sebagai pedagang di Jakarta sejak tahun 2000-an. Namun, karena pandemi COVID-19, membuat usaha Asep di Jakarta gulung tikar dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Kuningan.

ADVERTISEMENT

"Habis COVID-19 saja. Sebelumnya jualan, punya warkop di Jakarta terus ada pandemi bangkrut, akhirnya jualan layangan. Padahal di Jakarta lama, ada dua puluhan tahunan mah. Saya belajar buat layangan sendiri, bambunya juga nyari sendiri bukan beli," tutur Asep.

Tak Patah Semangat dengan Kreativitas yang Dimiliki

Di Kuningan, Asep mulai menekuni usaha layang-layang hingga bisa bertahan sampai sekarang. Dalam sehari, Asep bisa menjual sekitar puluhan layangan dengan omzet paling banyak sekitar Rp 500.000.

Namun, saat sedang cuaca buruk, pendapatan Asep dari berjualan layangan menjadi tidak menentu. Jika sudah seperti ini, untuk menambah penghasilan, Asep akan berjualan mainan anak-anak yang sedang viral. Bagi Asep, yang terpenting dalam bekerja adalah adanya kemauan dan semangat.

"Sekarang cuaca lagi bagus. Angin lagi besar. Tapi kalau lagi musim hujan terus repot. Sepi, paling cari barang lain yang lagi viral. Untuk pendapatannya mah dicukup-cukupin saja. Karena jualannya kan di sini bukan di Jakarta. Jadi nggak ada resiko. Yang penting kalau kerja ada kemauan dan kreatif, " tutur Asep.

Ke depan, Asep hanya berharap bisa terus lancar berjualan dan pemerintah lebih memperhatikan lagi nasib pedagang kecil seperti dirinya.

"Pemerintah semoga bisa memperhatikan lagi pedagang kayak kita. Biar ekonominya nggak lesu," pungkas Asep.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads