100 Hari Kerja Bupati Majalengka: Buka Jalan Terisolir-Satset Cetak Akta Bayi

100 Hari Kerja Bupati Majalengka: Buka Jalan Terisolir-Satset Cetak Akta Bayi

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Rabu, 25 Jun 2025 18:35 WIB
Bupati dan Wakil Bupati Majalengka Eman Suherman-Dena Muhamad Ramdhan saat menyampa warga di Alun-alun Majalengka.
Bupati dan Wakil Bupati Majalengka Eman Suherman-Dena Muhamad Ramdhan saat menyapa warga di Alun-alun Majalengka. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Selama 100 hari masa kepemimpinannya, Bupati Majalengka Eman Suherman mulai menunjukkan arah pembangunan yang akan dijalankannya bersama Wakil Bupati Dena Muhamad Ramdhan. Bagi Eman, 100 hari kerja bukan soal pencitraan, tapi langkah awal untuk menata kebutuhan rakyat Majalengka.

"100 hari ini bukan bicara keberhasilan saya dan wakil. Ini wujud kebutuhan dan pijakan awal untuk membangun Majalengka ke depan," kata Eman kepada detikJabar, Rabu (25/6/2025).

Eman membeberkan, ada 27 program yang dirancang dan dijalankan selama 100 hari pertama. Semuanya, kata dia, lahir dari kebutuhan publik dan inovasi dari tim pemerintahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu program yang langsung dirasakan masyarakat adalah layanan 'Satset' untuk bayi baru lahir. Kini, warga Majalengka yang melahirkan bisa langsung mendapatkan akta kelahiran dan identitas anak di hari yang sama.

"Banyak warga ngeluh soal ribetnya urus akta bayi. Sekarang lahiran langsung dapat akta. Kita juga beri ucapan untuk warga yang baru melahirkan," ujar Eman.

ADVERTISEMENT

20 Tahun Tak Punya Sertifikat, Warga Relokasi Akhirnya Bernapas Lega

Dari sisi pelayanan publik, Eman juga menyelesaikan persoalan yang mangkrak hingga dua dekade. Warga Desa Cipicung dan Cibodas yang direlokasi akibat bencana, selama bertahun-tahun tak kunjung memiliki kejelasan soal status lahan baru mereka.

"Kami langsung gerak cepat. Mereka kami bantu sertifikatkan. Kita gandeng perusahaan, carikan CSR-nya untuk pembiayaan, karena sertifikat kan perlu biaya," jelasnya.

Tugu Mangga Gedong Gincu di Majalengka, JabarTugu Mangga Gedong Gincu di Majalengka, Jabar Foto: Bima Bagaskara/detikTravel

Jalan 25 Tahun Terbengkalai Dibuka Lagi

Dalam sektor infrastruktur, Eman menyoroti akses jalan di salah satu desa di wilayah Banjaran yang sudah 25 tahun tak dilalui karena ditutup. Jalan tersebut sebenarnya merupakan jalur tercepat menuju Sangiang, namun selama ini warga harus memutar lewat rute yang menempuh perjalanan lebih lama.

"Setelah kita buka, ada dusun yang tadinya terisolir, sekarang mereka merasa dunia terbuka kembali. Mereka senang sekali," kata Eman.

Pemerintah juga menggandeng pihak industri lewat kerja sama CSR untuk pemerataan infrastruktur. Mengingat APBD Majalengka kurang ideal, oleh karena itu Eman memilih jalur kolaborasi untuk percepatan pembangunan.

"Prinsipnya, pembangunan harus dorong dengan inovasi, kolaborasi, dan finansial," ucapnya.

Program Madue Usung Majalengka Mendunia Lewat Ekspor

Soal ekonomi, Eman mendorong program unggulan Madue (Majalengka Mendunia Melalui Ekspor) untuk mengubah citra Majalengka dari 'Kota Pensiun' menjadi sentra ekspor. Menurutnya, banyak produk lokal justru diekspor lewat kabupaten lain.

"Majalengka sekarang strategis, ada Bandara Kertajati, Cisumdawu, dan Cipali. Ini gerbang kemajuan," ujar Eman.

Produk seperti kecap, genteng, kerajinan rotan, hingga mangga gedong gincu merupakan potensi yang bisa dipasarkan ke luar negeri. Pemkab juga telah mengurus perizinan ekspor agar UMKM lokal bisa ekspor langsung dari Majalengka.

OPD Dilarang Nyantai

Disinggung soal tantangan menjadi Bupati, Eman mengaku ada tantangan tersendiri dalam menakhodai Majalengka. Salah satunya soal ritme kerja organisasi perangkat daerah (OPD).

"Yang tadinya nyantai, sekarang mungkin sama saya jadi agak ngabret," ucapnya sambil tertawa.

(yum/yum)


Hide Ads