Suasana di Masjid Syarif Hidayatullah, kawasan Aspol Kaliwadas, tampak berbeda dari biasanya. Selama 10 hari ke depan, masjid ini menjadi tempat pembinaan bagi 30 anak yang sebelumnya terlibat aksi tawuran dan kenakalan remaja di wilayah Kabupaten Cirebon.
Namun bukan dengan pendekatan militer, melainkan melalui konsep Pesantren Kilat (sanlat) yang sarat nilai keagamaan, kebangsaan, dan pembangunan karakter.
Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni menyebutkan bahwa program ini menyasar Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). Seluruh orang tua dari para peserta yang mengikuti kegiatan ini juga sudah menyetujui dan sudah menyerahkan seluruhnya kepada Polresta Cirebon dalam pembinaan selama 10 hari kedepan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak ini sebelumnya terlibat dalam tindakan negatif, seperti tawuran dan pelanggaran hukum lainnya. Kini mereka kita bina dalam program Pesantren Kilat yang juga melibatkan para orang tua agar pembinaan mental dan spiritual bisa berjalan sinergis dari rumah," ujarnya, Senin (16/6/2025).
Pembinaan ini merupakan hasil kolaborasi multipihak, melibatkan Pemprov Jawa Barat, Pemkab Cirebon, TNI, Kejaksaan, Forkopimda, hingga tokoh agama dan pemuda seperti Ketua KNPI.
"Semua bersatu dalam satu misi membentuk generasi muda yang produktif, kreatif, dan siap menjadi pemimpin masa depan," tegasnya.
Tidur di Tenda, Materi Nasionalisme hingga Hipnoterapi
Nantinya, anak-anak ini tidur di tenda pleton dengan segala perlengkapan sehari-hari demi membangun solidaritas dan kedisiplinan. Selama program berlangsung, peserta dibekali berbagai materi, mulai dari perbaikan mental dan spiritual, wawasan kebangsaan, kesadaran hukum, hingga bahaya narkoba, bullying, dan kenakalan remaja.
"Yang menarik, dalam program ini juga kami sertakan sesi hipnoterapi untuk menanamkan pikiran positif kepada para peserta," ungkap.
"Tujuannya sama seperti 'Barak Militer' membentuk karakter anak muda agar siap menjadi orang hebat di masa depan," tuturnya.
Baca juga: Kucing Liar Serbu Bandung |
Disiapkan untuk Mandiri: Bekal Ekonomi Kreatif dan Pendidikan
Tak hanya pembinaan karakter, peserta juga dibekali pelatihan ekonomi kreatif agar bisa berwirausaha setelah program selesai. Ia menyebutkan bahwa tiga angkatan sebelumnya menunjukkan hasil menggembirakan.
"Hingga saat ini, belum ada satupun dari peserta sebelumnya yang kembali terlibat kenakalan remaja. Bahkan, ada yang berhasil kami bantu mendapatkan pekerjaan maupun kembali ke dunia pendidikan melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan KCD," jelasnya.
Iin, salah satu orang tua peserta, mengaku bersyukur anaknya bisa ikut dalam program ini. "Saya berharap anak saya bisa berubah, jadi lebih baik, tidak lagi melawan orang tua, dan punya masa depan yang lebih cerah. Program ini sangat membantu kami sebagai orang tua," tuturnya haru.
Ia menilai dengan pendekatan yang menyentuh hati dan membangun masa depan, program Pesantren Kilat ini diharapkan menjadi titik balik bagi para remaja Cirebon yang sempat tersesat arah.
(yum/yum)