Pilu Wanita Indramayu Diduga Jadi Pengantin Pesanan di Cina

Pilu Wanita Indramayu Diduga Jadi Pengantin Pesanan di Cina

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Jumat, 14 Feb 2025 10:50 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi TPPO (Foto: Ilustrator: Luthfy Syahban).
Indramayu -

Seorang wanita asal Indramayu, Jawa Barat diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Korban diiming-imingi menikah dengan pria asal Cina.

Hidup bahagia bersama pasangan dan membangun rumah tangga seolah hanya menjadi angan bagi SP (22), wanita asal Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. 3 bulan lamanya menjadi istri seorang pria di Cina, SP dikabarkan mendapat perlakuan kurang baik.

Mendapat informasi itu, kedua orang tuanya pun lantas melaporkan kondisi anaknya kepada pihak berwajib. Keduanya menduga, SP telah menjadi korban pengantin pesanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapannya suruh pulang. Khawatir diapa-apain sama suaminya, suruh pulang aja," kata Sutri, ibu korban, Jumat (14/2/2025).

Sutri tidak menyangka, pernikahan putrinya dengan pria asal Cina itu hanyalah modus kejahatan. Sebab, dalam proses pernikahan sirinya dengan pria tersebut dilakukan singkat sebelum akhirnya dibawa ke negara suaminya. Kendati begitu, Sutri mengaku, tidak mencurigai apapun.

ADVERTISEMENT

"Nggak tahu (diduga jadi korban TPPO). Ya awalnya mau tunangan terus nikah terus ya udah ke Cina gitu aja. Nggak ada curiga," kata Sutri.

Usai menikah, SP dibawa suaminya ke salah satu Hotel di Jakarta. Berselang beberapa hari, suaminya tersebut kembali ke Cina. Tidak hanya itu, SP pun kemudian diminta suaminya untuk menyusul ke Cina.

Namun sekitar 1 bulan tinggal bersama suaminya di Cina, SP mengeluh tidak mendapat nafkah yang cukup. Melainkan hanya mendapat uang belanja untuk kebutuhan berdua.

SP mengaku, suaminya tidak memberikan uang ketika ia minta untuk dikirim ke orang tuanya. Bahkan, ia sering dipaksa melayani hubungan suami-istri meski dalam kondisi sakit sekalipun.

"Ya begitu pengen balik nangis. Istilahnya nggak dikasih jajan, nafkah, cuma makan aja. Cuma ya nggak betah kalau caranya begitu mah," ujar Sutri ceritakan curhatan putrinya.

Melihat kondisi itu, orang tua SP dibantu SBMI Indramayu melaporkan 2 orang WNI ke Mapolres Indramayu. Diduga kedua orang tersebut berperan sebagai perekrut calon pengantin pesanan.

"Ada 2 orang perekrut sama pihak agensi. Indentitas sudah ada," kata Ketua DPC SBMI Indramayu, Akhmad Jaenuri usai lapor polisi pada Kamis Kemarin.

Belakangan diketahui, kini SP tercatat secara resmi menikah dengan pria asal Cina tersebut. Meskipun, menurut Akhmad Jaenuri, setelah dilakukan penelusuran Pemerintah Desa asal korban tidak pernah mengeluarkan surat nikah luar negara.

"Saya sudah telusuri pernikahan luar negeri ini Pemerintah Desa tidak mengeluarkan sepucuk surat apapun," ungkapnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads