Mengenal Dodol China Legendaris di Majalengka

Mengenal Dodol China Legendaris di Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Rabu, 22 Jan 2025 14:30 WIB
Kue keranjang legendaris di Majalengka
Kue keranjang legendaris di Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar).
Majalengka -

Kue keranjang atau dodol China kerap diburu saat perayaan Imlek. Di Kabupaten Majalengka juga ada tempat pembuatan dodol khas warga Tionghoa itu.

Namanya dodol China Tn Iim. Lokasinya berada di Blok Omas, Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Majalengka.

Dodol China ini sudah melegenda di 'Kota Angin'. Home industri ini sudah membuat kudapan tersebut sejak tahun 80-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, dodol China Tn Iim sudah masuk ke generasi ketiga. Imelda adalah pewaris dodol China Tn Iim tersebut.

"Kalau orang tua saya dan keluarganya itu udah dari tahun 80. Tapi kalau saya sendiri mengalami ngikutin ke orang tua saya dari SMP sekitar 15-17 tahun yang lalu," kata Imelda saat diwawancarai detikJabar, Rabu (22/1/2025).

ADVERTISEMENT

"Kalau digarap sama saya itu baru tahun ini, kalau dulu kan ada Papa saya kebetulan tahun ini Papa saya meninggal, jadi saya yang pegang," sambungnya.

Imelda bertekad melanjutkan bisnis tersebut karena dia tak ingin warisan keluarganya lenyap begitu saja. Apalagi di wilayahnya itu, pengrajin dodol China hanya tinggal keluarganya saja yang tersisa.

Imelda juga masih menjaga resep warisan keluarganya dalam membuat dodol China. Bahkan pembungkus dodol nya pun masih menggunakan daun pisang.

"Masih menggunakan bahan-bahan warisan. Tepung ketan, gula, dan daun pandan (bahan-bahan pembuatan dodolnya). Dibungkus daun pisang karena nambah wangi kalau pakai daun pisang," ucapnya.

Meski Imelda tetap menjaga nilai-nilai warisan keluarganya. Namun ia juga tetap mengikuti perkembangan zaman.

Saat ini usahnya itu sudah mulai membidik pasar digital. Berkat itu juga penjualannya kini bisa menembus hingga ke luar negeri. Biasanya dia menjual ke wilayah sekitar dan kota besar terdekat.

"Cuma ada kemajuan sekarang, kita kirimnya ada ke Hongkong, ke Surabaya. Kalau tahun kemarin paling ke Bandung, Jakarta aja," ucapnya.

Dodol China Tn Iim juga terbilang 'limited edition'. Itu karena, dodol China Tn Iim hanya memproduksi setiap menjelang perayaan Imlek.

"Iya setiap musim Imlek. (Hari biasa) kita nggak produksi," kata Imelda.

Adapun harga dodol China Tn Iim dibandol Rp40-45 ribu per kilogram. Mereka menyajikan 2 varian dodol, yakni gula merah dan putih.

"Kalau saya sihjualnya per kilo ya, kalau di kita tahun ini Rp40-45 ribu per kilogram, tergantung kita pakai gula merah atau gula putih,"pungkasnya.

Mulai Dibanjiri Pembeli

Imelda mengungkap, jelang perayaan imlek penjualan kue keranjang buatannya mulai dibanjiri pemesan. Namun, dia bekum bisa memastikan omzet penjualannya tahun ini.

"(Omzet) sebenernya kelihatan sih dari tiap tahun juga. Kalau dari tahun kemarin laba bersih sekitar 15-20 persen. Ya karena ada peningkatan order juga sih," ujar dia.

"(Prediksi) kalau udah deket-deket kayak 2 Minggu sebelum sincia itu sehari keluar 100-200 kilo lebih, kemarin juga ke Bandung kita kirim 3 kintal lebih, 300 kilo lebih," tambahnya.

Imelda mengatakan dodol China buatannya itu dipasarkan ke berbagai daerah. Bahkan saat ini penjualannya hingga ke luar negeri, karena produknya ini sudah bisa dipesan lewat platform belanja online.

"Ada kemajuan, sekarang kita kirimnya ada ke Hongkong, ke Surabaya. Kalau tahun kemarin paling ke Bandung, Jakarta aja," ucapnya.

Di samping itu, bahan dodol China Tn Iim masih menjaga nilai-nilai tradisional. Bahkan pembungkus dodol nya pun masih menggunakan daun pisang.

"Masih menggunakan bahan-bahan warisan. Tepung ketan, gula, dan daun pandan," ujar Imelda.

Adapun harga dodol China Tn Iim dibandol Rp40-45 ribu per kilogram. Mereka menyajikan 2 varian dodol, yakni gula merah dan putih.

"Kalau saya sih jualnya per kilo ya, kalau di kita tahun ini Rp40-45 ribu per kilogram, tergantung kita pakai gula merah atau gula putih," katanya.

Imelda juga menyampaikan, dodol buatannya itu bisa bertahan sampai 6 bulan lebih. Meski bertahan lama, dia memastikan bahan-bahannya tanpa menggunakan pengawet.

"Kalau makanan dalamnya itu, kita bisa makan sampai ada yang 6 bulan lebih. Tapi kalau luarnya itu daunnya, paling kering, kalau daun kan organik ya jadi pasti ada totol-totol putih-putih tapi itu aman, masih bisa dimakan," jelasnya.

Selain itu, Imelda juga membagikan cara menikmati dodol China. Menurutnya ada 2 cara untuk menikmati nya.

"Kalau misalnya baru ya, masih lembek, kita bisa di sendok sama kelapa, kalau udah agak ngeset (keras) kita bisa potong, lalu goreng pakai telur, pakai kelapa juga bisa," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Suasana Dapur Produksi Kue Keranjang Lampion di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads