Raden Gilap Sugiono merupakan seorang pimpinan dari sebuah padepokan yang ada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Raden Gilap sempat membetot perhatian masyarakat luas saat ia memimpin ritual sumpah pocong yang dijalani oleh mantan terpidana kasus Vina, yakni Saka Tatal.
Baru-baru ini, kabar duka datang dari Padepokan Agung Amparan Jati. Raden Gilap Sugiono yang merupakan pimpinan dari padepokan tersebut dikabarkan tutup usia. Ia meninggal dunia pada Selasa (22/10) malam.
Sebelum meninggal, Raden Gilap disebut mengidap penyakit jantung. Penyakit tersebut telah dideritanya selama beberapa tahun terakhir. Jenazah Raden Gilap telah dikebumikan di sekitar kediamannya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raden Gilap Sugiono merupakan sosok yang pernah memimpin ritual sumpah pocong Saka Tatal. Ritual tersebut digelar di Padepokan Agung Amparan Jati yang dipimpin Raden Gilap Sugiono.
Ritual Sumpah Pocong Saka Tatal
Ritual sumpah pocong ini menjadi cara yang ditempuh oleh Saka Tatal demi membuktikan dirinya tidak bersalah atau terlibat dalam kasus kematian Vina dan teman lelakinya, Muhammad Rizky atau Eky.
Ritual sumpah pocong itu berlangsung pada 9 Agustus 2024 di Padepokan Agung Amparan Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan dipimipin oleh Raden Gilap Sugiono. Asap kemenyan dengan aroma khasnya terus menyeruak selama pelaksanaan ritual sumpah pocong itu berlangsung.
Ada berbagai perlengkapan yang disiapkan dalam pelaksanaan ritual sumpah pocong tersebut. Antara lain kain kafan, kembang dan beberapa perlengkapan lainnya.
"Yang disiapkan (untuk pelaksanaan sumpah pocong) ini adalah bumbu-bumbu mayit. Bumbu-bumbu mayit ini yang meliputi kain kafan dan meliputi segala macamnya persis (seperti) kalau kita mau mengubur orang meninggal," kata Raden Gilap Sugiono kala itu, Jumat (9/8/2024).
Sebelum memimpin ritual sumpah pocong Saka Tatal saat itu, Raden Gilap Sugiono sempat memberi keterangan. Ia mengatakan, ritual sumpah pocong ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari keadilan dan kebenaran.
"Sumpah pocong ini tujuannya untuk mencari keadilan dan kebenaran," kata Raden Gilap di Padepokan Agung Amparan Jati.
Pada pelaksanaannya, ada beberapa tahapan dalam ritual sumpah pocong yang dijalani Saka Tatal. Dalam pelaksanaan ritual ini, Saka Tatal awalnya dimandikan lebih dulu. Setelah prosesi itu selesai, Saka Tatal kemudian menuju lokasi tempat dilaksanakannya sumpah pocong.
![]() |
Di lokasi tersebut, Saka Tatal lalu dibungkus kain kafan dengan posisi tidur terlentang. Dalam ritual sumpah pocong ini, Saka Tatal pun mengucapkan kalimat sumpah.
Kalimat sumpah itu diucapkan Saka Tatal dengan mengikuti kata-kata Raden Gilap Sugiono yang memimpin ritual sumpah pocong tersebut. Pada intinya, melalui ritual sumpah pocong itu, Saka Tatal menyatakan tidak pernah melakukan pembunuhan terhadap Vina dan Muhammad Rizky atau Eky.
Pada hari pelaksanaan ritual sumpah pocong itu, Padepokan Agung Amparan Jati pun dipadati oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang rela berdesak-desakan demi bisa melihat secara langsung ritual sumpah pocong yang dijalani oleh Saka Tatal.
Tidak hanya masyarakat sekitar, pelaksanaan ritual sumpah pocong Saka Tatal itu juga menjadi sorotan banyak media. Pada momen itu, boleh dibilang Padepokan Agung Amparan Jati di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini benar-benar dipadati oleh banyak orang dan menjadi perhatian masyarakat luas.
Respons MUI Jabar
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat sempat memberikan tanggapan terkait pelaksanaan ritual sumpah pocong yang dijalani mantan terpidana kasus Vina, Saka Tatal di Padepokan Agung Amparan Jati, Kabupaten Cirebon.
MUI Jawa Barat menyebut agama Islam tidak mengenal adanya ritual sumpah pocong. Menurut MUI ritual itu hanya tradisi di masyarakat.
"Sumpah pocong merupakan tradisi masyarakat di Indonesia dan bukan merupakan bagian dari ajaran agama Islam. Namun tradisi ini umumnya dilakukan oleh pemeluk agama Islam," kata Ketua MUI Jabar Bidang Hukum, Iman Setiawan Latief.
Iman menuturkan, para ulama telah bersepakat jika sumpah hanya bisa dilakukan atas nama Allah SWT. Selain itu, dia menyebut ada sumpah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dua orang/kelompok yang dikenal dengan Mubahalah.
"Dan tidak semua permasalahan boleh diselesaikan dengan sumpah Mubahalah. Mubahalah hanya boleh dilakukan apabila masalah tersebut sangat urgen dan dapat membahayakan akidah serta ukhuwwah," tegasnya.
Raden Gilap Sugiono Tutup Usia
Setelah sempat menjadi perhatian publik karena pelaksanaan sumpah pocong Saka Tatal, kini kabar duka dari Padepokan Agung Amparan Jati. Raden Gilap Sugiono yang merupakan pimpinan dari padepokan tersebut dikabarkan tutup usia.
Kabar meninggalnya Raden Gilap dibenarkan salah seorang jamaahnya, Agus. Ia merupakan merupakan salah seorang jamaah yang rutin mengikuti kegiatan zikir di Padepokan Agung Amparan Jati.
Menurut pria yang akrab disapa Abah Agus itu, Raden Gilap meninggal dunia pada Selasa (22/10) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut Abah Agus, sebelum meninggal dunia, Raden Gilap telah lama mengidap penyakit jantung. Penyakit tersebut telah diderita Raden Gilap selama kurang lebih tiga tahun.
"Penyakitnya jantung sudah lama. Sudah sekitar tiga tahunan. Cuma memang parah-parahnya sekarang-sekarang ini," kata Abah Agus.
Ia mengatakan, jenazah Raden Gilap dikebumikan di sekitar kediamannya. Agus sendiri hadir langsung saat Raden Gilap dimakamkan.
Ungkapan Belasungkawa Kuasa Hukum Saka Tatal
Kabar meninggalnya Raden Gilap Sugiono ini pun mengundang kesedihan dari sejumlah pihak. Tidak terkecuali dari pihak Saka Tatal.
Kuasa Hukum Saka Tatal, Farhat Abbas menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Pimpinan Padepokan Agung Amparan Jati, Raden Gilap Sugiono.
"Farhat Abbas, ketua tim pembela Saka Tatal mengucapkan turut berdukacita atas wafatnya Bapak Raden Gilap Sugiono," kata Farhat Abbas dalam pernyataannya, dikutip Sabtu (26/10/2024).
Farhat mendoakan yang terbaik bagi Raden Gilap Sugiono. Ia menyampaikan terimakasih kepada Raden Gilap yang pernah memimpin sumpah pocong yang dijalani oleh Saka Tatal.
"Semoga almarhum Bapak Raden Gilap Husnul Khotimah. Semoga keluarganya tabah dan tegar. Dan semoga amal ibadahnya diterima, khususnya pada saat memimpin sumpah Saka Tatal di Cirebon yang kami hadiri. Semoga apa yang kami perjuangkan dapat tercapai," ucap Farhat.
(yum/yum)