Jika melintas di kawasan cagar budaya petilasan Sunan Kalijaga, terdapat sebuah poster peringatan tentang larangan buang sampah sembarangan. Berbeda dengan di tempat lain, poster peringatan dengan warna kuning pudar yang ditulis dengan huruf kapital tersebut dituliskan dengan kata-kata cukup nyeleneh.
"HANYA MONYET YANG BOLEH BUANG SAMPAH SEMBARANGAN," tulis isi poster tersebut.
Poster peringatan unik tersebut terletak di bagian depan situs Petilasan Sunan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Siti Arifah (69) warga sekitar lokasi, sekaligus pemilik lahan tepat dipasangnya poster memaparkan, poster peringatan unik tersebut sengaja dipasang sebagai peringatan agar orang tidak membuang sampah sembarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena banyak yang buang sampah di sini, orang buang buah-buahan busuk di sini, buang pisang busuk di sini. Tadi juga barusan ada orang buang sampah di situ tuh," tutur Siti baru-baru ini.
Melihat kelakukan oknum orang yang membuang sampah sembarangan seperti itu, oleh anak Siti Arifah, dibuatlah poster peringatan. "Oleh anak saya itu dituliskan tentang peringatan dilarang buang sampah, kecuali monyet," tutur Siti.
Dipilihnya kata hewan monyet, menurut Siti, karena di sekitar Petilasan Sunan Kalijaga terdapat ratusan monyet yang masih aktif berkeliaran. Tak jarang, monyet-monyet tersebut berkeliaran sampai ke halaman depan situs yang letaknya dekat dengan jalan raya.Menurut Siti, seringnya sampah yang dibuang tersebut akan dimakan oleh para monyet.
"Orang lihatnya tuh monyetnya, orang turun dari motor atau mobil terus bawa makanan, monyetnya langsung menyerang ngambil makanan yang dikasih. Yang buang sampah di sini itu berbagai macam orang, apalagi sekarang lagi musim buah, dari mana-mana buangnya di sini, meski diawasin tapi tiba-tiba banyak saja sampahnya," tutur Siti.
Meski sudah dipasang poster peringatan, menurut Siti, masih ada saja orang yang membuang sampah sembarangan. Padahal, setiap sore, Siti dan anaknya, selalu menyapu area depan situs yang menjadi tempat orang buang sampah sembarangan.
"Tadi saja masih ada orang yang buang pisang di situ tuh, udah dikasih tahu jangan buang sampah sembarangan, capek nyapunya, tapi yah ada yang mendengar, ada yang nggak. Hampir setiap sore sekitar jam lima atau setengah enam itu saya sama anak yang bersihin," tutur Siti.
Tampak di sekitar poster peringatan, masih banyak sampah berserakan, dari mulai kulit pisang, jeruk, daun hingga sampah plastik. Tak hanya di bagian halaman situs, di sungai yang ada di area sekitar situs juga terlihat berbagai macam jenis sampah menumpuk.
Besar harapan Siti, agar ke depan orang bisa lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi. Selain membuat monyet menjadi semakin liar, membuang sampah sembarang juga membuat area sekitar petilasan kotor.
"Pengenya si orang pada sadar, makanya ditaruh tulisan ini. Ini saja ditaruh kotak kebersihan, tetap saja nggak ada isinya,padahal setiap hari kita yang nyapuin," pungkas Siti.
Sejarah Petilasan Sunan Kalijaga
Mengutip detikJabar, petilasan Sunan Kalijaga Cirebon, merupakan tempat singgahnya Sunan Kalijaga saat belajar ilmu agama kepada Sunan Gunung Jati. Di dalam situs terdapat sebuah makam, masjid dan dua buah sumur yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.
Meski petilasan Sunan Kalijaga terletak di tengah pemukiman penduduk, tetapi, terdapat ratusan kawanan monyet yang berkeliaran di sekitar petilasan. Menurut juru kunci Petilasan Sunan Kalijaga, Raden Edi, konon, monyet tersebut merupakan santri dari Sunan Kalijaga yang membandel.
Diceritakan Edi, kala itu, Sunan Kalijaga ingin melaksanakan salat di masjid. Namun, saat melihat ke belakang, Sunan Kalijaga melihat santrinya banyak yang berkurang. Mengetahui santrinya berkurang, Sunan Kalijaga memerintahkan seorang santrinya untuk memanggil santri yang tidak ada, agar segara melaksanakan salat Jumat.
Ternyata, santri yang tidak ada saat salat jumat tersebut sedang asyik memancing ikan di sungai, mereka tidak mempedulikan ajakan dari Sunan Kalijaga untuk salat Jumat, hingga pelaksanaan salat jumat selesai para santri bandel tersebut masih asyik memancing.
Melihat santrinya yang bandel, Sunan Kalijaga pun marah, terbesit di hatinya untuk menyamakan sifat santrinya yang bandel itu dengan binatang. Akhirnya, tak lama kemudian, para santri bandel tersebut berubah menjadi monyet. Menurut Edi, ada sekitar 99 hingga 150 monyet yang ada di sekitar petilasan.
Edi memaparkan, pelajaran yang dapat diambil dari mitos monyet petilasan Sunan Kalijaga adalah agar setiap orang menghindari sifat munafik seperti santri Sunan Kalijaga yang membandel. Di depan Sunan Kalijaga bilangnya patuh, tapi di belakang tidak.
(orb/orb)