Perjuangan Petani Garam Indramayu di Tengah Anjloknya Harga Panen

Perjuangan Petani Garam Indramayu di Tengah Anjloknya Harga Panen

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 05 Sep 2024 04:30 WIB
Potret Petani garam di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu
Potret Petani garam di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Musim kemarau membawa kesibukan tersendiri bagi para petani garam di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Di tengah musim panen raya yang berlangsung sejak Juli 2024, hamparan tambak garam di Kecamatan Losarang tampak hidup dengan aktivitas para petani yang antusias. Produksi garam kali ini cenderung normal berkat minimnya curah hujan.

Salah satu petani yang tengah sibuk memanen adalah Rasta (63). Dengan cermat, ia mengeruk setiap butir garam yang sudah mengkristal di tambaknya menggunakan garok. Sejak memulai panen pada Agustus lalu, Rasta telah berhasil mengumpulkan sekitar 600 karung garam dari satu hektare lahan yang disewanya.

Namun, ada kabar kurang menyenangkan yang kini menghinggapi para petani garam. Harga garam yang semula mencapai Rp40 ribu per karung di awal panen, kini anjlok menjadi hanya Rp25 ribu per karung. Dengan berat rata-rata 50 kilogram per karung, harga garam kini hanya sekitar Rp500 per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang anjlok lagi dan parah banget. Tadi bulan delapan masih Rp40 ribu per karung. Sekarang udah 4 hari turun Rp25 ribu per karung," ujar Rasta, Rabu (4/9/2024).

Anjloknya harga ini tentu menjadi pukulan berat bagi para petani. Biaya produksi yang minimal mencapai Rp3 juta per bulan tidak akan tertutup dengan harga jual yang rendah ini. Selain itu, Rasta juga harus membagi hasil penjualan garamnya untuk membayar sewa lahan, yang semakin memperberat kondisi. "Itu kurang terjangkau untuk nutupin modalnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Namun, kondisi ini tidak terlalu mengejutkan bagi para petani garam di Losarang. Anjloknya harga garam seolah menjadi hal yang biasa terjadi setiap musim panen raya tiba. Meskipun demikian, Rasta masih mengingat masa-masa ketika harga garam mencapai puncaknya.

"Baru tahun 2022 itu bisa tembus Rp100 ribu per karung, pernah selama 2 bulan lah dari bulan September dan Oktober," katanya.

(iqk/iqk)


Hide Ads