Sebuah tragedi menyayat hati terjadi di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Jana, lansia berusia 70 tahun harus meregang nyawa di tangan anaknya sendiri, Kusnadi (29). Tidak ada yang menyangka, perdebatan keluarga yang berawal dari ketidaksepakatan kecil, berujung pada kematian Jana.
Pada awalnya, Kusnadi dan adiknya, Aam, sempat berselisih paham. Kusnadi merasa terganggu oleh kebiasaan Aam yang sering menelepon hingga larut malam, mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Kegusaran Kusnadi semakin memuncak, hingga ia tega menganiaya Aam menggunakan balok kayu yang terdapat paku. Aam, yang ketakutan, segera lari menuju rumah dan melaporkan kejadian tersebut kepada ayahnya.
Jana yang mendengar pengaduan anaknya, tidak tinggal diam. Ia segera menghampiri Kusnadi, berusaha melindungi Aam dan menenangkan situasi. Namun, pertengkaran tak terhindarkan. Dalam upaya membela diri, Kusnadi menangkis pukulan balok dari ayahnya dan secara spontan menusukkan pisau yang selalu dibawanya ke tubuh Jana. Tusukan itu mengenai perut dan dada Jana, hingga akhirnya nyawanya tak tertolong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol Siswo De Cuellar Tarigan membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, pelaku saat ini sudah berhasil ditangkap dan ditahan guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami telah mendatangi TKP dan melakukan serangkaian penyelidikan dan benar ditemukan bahwa telah terjadi peristiwa pembunuhan. Saat ini sudah ditangani Sat Reskrim Polresta Cirebon, kami juga berhasil mengamankan satu orang tersangka dan sudah dilajukan penahanan," kata Siswo, Rabu (28/8/2024).
Dari keterangan saksi Kusnadi tega melakukan perbuatan sadis itu lantaran dipicu emosional. Aksi pembunuhan yang dilakukan Kusnadi kepada ayah kandungnya ternyata dilatarbelakangi pelaku yang terpengaruh minuman beralkohol. Hal ini disampaikan langsung oleh Dawi kakak kandung pelaku yang juga anak kedua dari korban.
Dawi menyebut, sebenarnya Kusnadi sebelum menghabisi nyawa ayah kandungnya sempat berdebat dan menganiaya Aam. Pasalnya Kusnadi ingin Aam lebih fokus terhadap keluarga dan anaknya. "Dia (Kusnadi) marah karena hampir empat bulanan ini selalu teleponan sampai larut malam sampai-sampai mengganggu waktu istirahat. Pengennya dia (Kusnadi) ingin Aam itu yang sudah berkeluarga untuk fokus ngurusin anaknya," kata Dawi.
Dia juga menerangkan kembali, jika sosok Kusnadi adalah sosok yang pendiam dan tidak pernah melakukan penganiayaan terhadap siapapun. Namun akibat terpengaruh alkohol yang ditenggaknya, membuat Kusnadi emosi hingga tega menganiaya Aam dan menghabisi nyawa ayah kandungnya.
"Sebelum ke bapak, dia (Kusnadi) emang mukulin Aam pake kayu balok yang ada pakunya sampai alami luka-luka. Ya mungkin karena dia kesal sama Aam yang selalu telepon setiap malam sampai ngeganggu," jelasnya.
"Kalau enggak minum orangnya (Kusnadi) baik kok, enggak pernah mukul lebih banyaknya diam," paparnya.
Meskipun demikian, keluarga berharap agar Kusnadi tidak dihukum berat dan diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. "Kami keluarga pengennya enggak mau dihukum, karena sebenarnya orangnya sih baik," ujarnya.
Bukan hanya itu saja, Dawi juga berharap setelah kejadian ini. Kusnadi bisa mendapatkan bimbingan agar tidak mengulangi perbuatan serupa dan tidak lagi melakukan kesalahan.
"Kalau ditanya kami keluarga pengennya apa, ya pengennya kalau adik saya bebas enggak lagi minum-minum (alkohol). Gara-gara minum begituan sampe tega bikin bapak meninggal," ucapnya.
Atas perbuatannya, Kusnadi dikenakan pasal 338 KUHP tindak pidana pembunuhan dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.
(wip/iqk)