Cerita Roni Telah Puluhan Tahun Berjualan Bendera Merah Putih

Serba-serbi Warga

Cerita Roni Telah Puluhan Tahun Berjualan Bendera Merah Putih

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 07 Agu 2024 13:30 WIB
Roni di depan lapak jualan bendera merah putihnya
Roni di depan lapak jualan bendera merah putihnya (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Meski usianya sudah tak muda, Ahmad Roni Syahroni (65) tetap setia berjualan bendera merah putih. Dia mengaku, sudah puluhan tahun berjualan bendera setiap jelang peringatan kemerdekaan Indonesia.

"Saya jualan setiap tahun, jualan di wilayah sekitar sini dari tahun 1995, ada sekitar 25 tahun lebih mah, awal jualan mah bukan di sini tapi yang di dekat lampu merah tuh. Kalau nggak jualan bendera, sehari-harinya jualan kerupuk," tutur Roni, Rabu, (7/8/2024).

Dengan menggunakan topi caping bambu merah putihnya, Roni memaparkan, ada perbedaan yang cukup signifikan ketika ia berjualan bendera sebelum tahun 2000 dan sekarang. "Kalau tahun 2000 an, bendera itu mulai laku di tanggal 10 Agustus ke atas, tapi kalau sekarang di tanggal 1 Agustus juga sudah mulai laku," tutur Roni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roni mengatakan, pembelian bendera akan mulai sepi ketika sudah memasuki tanggal 15 Agustus. "Mulai tanggal 15-16 Agustus tuh sudah mulai nggak ada yang beli, jadi sebelum tanggal 17 Agustus itu kita sudah berhenti jualan, soalnya pernah jualan sampai tanggal 17 itu, nggak ada yang beli," tutur Roni.

Setiap hari Roni berangkat dari Sumber, Kabupaten Cirebon yang menjadi tempat tinggalnya, menuju Jalan Ciremai Raya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon yang menjadi lapak tempat ia berjualan bendera. Roni mulai berjualan dari pukul setengah enam pagi, sampai pukul lima sore.

ADVERTISEMENT

Dia mengaku, sengaja berangkat di pagi hari, karena untuk menata bendera yang akan dijual. Menurutnya, dalam menata bendara agar terlihat menarik membutuhkan waktu yang cukup lama.

Apalagi ia berjualan di tempat umum yang banyak dilintasi orang, seperti trotoar. Menurut Roni, jangan sampai bendera merah putih yang dijualnya mengganggu orang untuk lewat.

"Menata benderanya agar menarik saja itu sampai dua jam, sama ada ketentuannya juga, selain enak dipandang, juga jangan sampai mengganggu orang yang lewat. Sebelum mulai jualan juga harus izin dulu, biar enak," tutur Roni.

Walaupun penghasilan dalam berjualan bendera merah putih tidak menentu, Roni tidak pernah berhenti untuk berjualan bendera. Alasannya karena rasa penasaran atas keuntungan yang akan diperoleh.

"Kenapa setiap tahun jualan ini, karena kalau nggak jualan itu selalu penasaran. Istilahnya untung nggak untung yang penting jualan," tutur Roni.

Roni mengenang, pernah ketika tahun 2020, omset penjualan bendera Roni cukup besar. Kala itu, meski dalam situasi pandemi Covid-19, tetapi bendera yang dijual Roni, malah laris diburu pembeli.

"Yang paling bagus tuh waktu corona, saya juga heran yang lain sepi tapi ini malah ramai. Cuman yaudahlah saya niat cari rezeki pasti Allah ngasih. Kalau nggak salah waktu itu tuh, setor bisa sampai lima jutaan, itu omzet kotor dari tanggal 1 sampai 15 Agustus," tutur Roni.

Namun, tak jarang juga keuntungan yang didapatkan Roni sedikit. "Pernah malah dari tanggal 27 Juli sampai akhir Juli tanggal 31 itu nggak ada yang beli, soalnya emang nggak pasti sih, kadang-kadang sehari dua potong besoknya sekian potong, tapi Alhamdulliah kemarin agak banyak," tutur Roni.

Bendera merah putih yang dijual Roni, cukup bervariasi, dimulai dari harga Rp 20.000 sampai Rp 80.000 untuk ukuran bendera yang cukup besar. Tidak hanya bendera, dijual pula tongkat merah putih seharga Rp 25.000.

Bagi Roni, lewat berjualan bendera merah putih, cukup untuk menghidupi keluarganya sehari-hari. "Cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari mah, anaknya lima, alhamdulillah sudah menikah semua, untuk omzet mah paling sekarang dua juta sampai tiga juta saja sekali setor," pungkas Roni.




(mso/mso)


Hide Ads