Pencairan tabungan jadi satu momen tersendiri bagi orang tua siswa menjelang akhir tahun ajaran. Namun, sejumlah orang tua murid di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat justru cemas dengan adanya kabar tersendatnya pencairan dana tabungan tersebut.
Kabar tersebut sontak menuai respons dari pada orang tua murid. Seperti terlihat pada Instagram akun @indramayuterkini, pada Sabtu (15/6/2024) kemarin ratusan orang tua melakukan aksi protes. Hal itu setelah mendapat kabar dari salah satu koperasi simpan pinjam di Indramayu tak bisa mencairkan dana.
"Kemarin hari Sabtu pihak Koperasi Mitra Jasa ke sekolah, kami bersama komite sekolah membuat perjanjian dengan KSP Mitra Jasa disaksikan wali murid meminta uang tersebut dikembalikan sebelum liburan semester 2," kata Plt Kepala SDN 04 Margadadi, Nawangsih saat dikonfirmasi detikJabar, Minggu (16/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nawangsih menjelaskan tabungan siswa dari kelas 1 sampai 6 di tahun ini terkumpul sekitar Rp700 juta. Selain di bank konvensional, pihak sekolah salah satunya menitipkan uang tersebut ke koperasi simpan pinjam yang ada di Indramayu.
Dari total Rp516 juta yang telah dititipkan ke koperasi, baru sekitar Rp50 juta yang bisa dicairkan. Hal itu memicu protes para orang tua siswa.
"Kemarin baru dicairkan baru Rp50 juta jadi sisanya Rp466 jutaan. Karena kami tidak menabung semua ke sana (koperasi)," katanya.
Dari polemik itu, pihak sekolah dan komite melakukan perjanjian dengan koperasi agar segera mencairkan uang tabungan sebelum masa libur sekolah tiba. Sementara, pihak koperasi mengaku siap mencairkan dengan cara bertahap.
"Kepengen kami ada perjanjian dengan komite sekolah dan disaksikan wali murid, pokoknya sebelum libur harus tuntas harus masuk semua. Walaupun pihak koperasi minta bertahap dicicil penarikan uang setiap hari, seratus atau berapa jadi kira-kira sebelum libur sudah masuk semua," ujarnya.
Keterlambatan pencairan dari koperasi itu baru dirasakannya tahun ini. Sebab menurut Nawangsih, selama puluhan tahun menitipkan uang di koperasi tersebut berjalan lancar.
"Ini baru. KSP itu sudah 20 tahun bagus lancar terus cuma tahun ini aja. Dari zaman kepala sekolah dulu-dulu tuh lancar aja," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang SD Disdikbud Indramayu, Untung Aryanto mengaku sudah mengklarifikasi terhadap sejumlah sekolah yang menitipkan uang di koperasi tersebut. Agar sekolah segera menginventarisir data.
"Tadi pagi kami mengklarifikasi sekolah-sekolah yang ada di data Mitra Jasa untuk menginventarisir data, dan tadi juga hadir salah seorang pengawas Mitra Jasanya. Insyaallah nanti hari Rabu kami akan klarifikasi, konfirmasi dan koordinasi dengan pihak Mitra Jasa," kata Untung dihubungi detikJabar.
Untung mengatakan hasil pendataan sementara, ada sekitar 30 sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indramayu yang menitipkan uang tabungan ke koperasi tersebut. Beredar total uang yang dititipkan ke koperasi mencapai hingga miliaran rupiah.
"SD ada 29, SMP satu. Mungkin ya (tabungan capai miliaran) soalnya tadi ada juga yang sudah dibawa tabungannya dan dikumpulkan di Mitra Jasa," ungkapnya.
Untung mengaku akan membantu memfasilitasi menyelesaikan persoalan tersebut dengan pihak koperasi. "Pertama kami klarifikasi dulu. Karena selama ini Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau atau merekomendasikan sekolah untuk menabung. Yang kita imbau ketika sekolah ada tabungan harus disimpan pada bank resmi dan ini adalah murni sekolah yang nabung ke KSP," jelasnya.
"Sebagai bentuk responsibilitas dan tanggung jawab kami ya kami akan membantu memfasilitasi penyelesaiannya dengan pihak Mitra Jasa," pungkasnya.