PT Pertamina EP Field Jatibarang mulai turun tangan mengatasi kebocoran pipa yang menghubungkan Stasiun Pengumpul Utama (SPU) A-MGS Balongan KP 10. Petugas menyedot ceceran minyak di sungai dan irigasi di Desa Lombang, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu hingga membersihkan secara manual.
Sejumlah crew oilspil secara intensif membersihkan ceceran crude oil dengan menggunakan oil boom di sekitar area terdampak.
Safety line terpasang di area kejadian. Satu alat berat dikerahkan untuk mengeruk tanah mencari sumber kebocoran pipa minyak. Terlihat di kedalaman sekitar satu meter, terdapat bocoran kecil dari pipa yang sedang ditangani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, crew oilspil menyisir sepanjang sungai dan mengangkat ceceran minyak secara manual. Sementara untuk mengatasi ceceran minyak yang luas, Pertamina kerahkan dua mobil tangki untuk menyedot minyak tersebut.
"Berbagai prosedur ditempuh antara lain pemasangan safety line di area kebocoran serta pemasangan clamp untuk menghentikan kebocoran," kata Pjs Head of Communication, Relations & CID Zona 7, Asep M. Abioga melalui rilisnya.
Asep menegaskan tim teknis Pertamina EP terus memonitor kondisi jalur pipa dan memastikan tingkat keamanan sesuai dengan prosedur keselamatan.
"Alhamdulillah dengan kemampuan peralatan dan juga kapabilitas perusahaan, kendala yang muncul bisa teratasi dan tidak berdampak ke masyarakat. Bagi Pertamina EP, keselamatan masyarakat dan lingkungan merupakan prioritas utama pada setiap kegiatan operasional," tutupnya.
Pertamina EP memastikan penanganan oil spil akan segera teratasi. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab utama kebocoran pipa tersebut.
Sebelumnya diberitakan, air di sungai dan irigasi Desa Lombang, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu mendadak hitam. Air sungai di kawasan itu diduga tercemari minyak.
Pantauan detikJabar di lokasi kejadian, tumpahan minyak kehitaman terlihat berceceran di sekitar Sungai Lombang. Lebih pekat lagi, minyak hampir menutupi saluran irigasi yang tak jauh dari keberadaan pipa minyak yang bocor.
Salah seorang nelayan, Nawi (33) menjelaskan, kebocoran pipa minyak itu terjadi sejak, Sabtu (15/6/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Kebocoran dari dalam tanah itu kemudian menyebar ke saluran irigasi dan sungai.
"Kejadian jam 7 atau jam 8-an tuh, jam 8 udah keluar yang hitam-hitam, minyak atau kayak oli. Itu sungai, kan ada juga yang di selokan, irigasi kecil tuh terus ke sungai," kata Nawi yang tak jauh dari lokasi kebocoran pipa.
Menurutnya, aroma bau menyengat sudah terasa sejak Jumat (14/6) kemarin. Namun, sebagian warga tidak melihat adanya ceceran minyak di sekitar sungai.
"Bau menyengat. Itu bau dari kemarin udah bau. Tapi belum keluar yang hitamnya itu. Nggak tahu, limbah dari Pertamina katanya tapi ada pipanya sih. Kalau bocoran ini mah baru, yang kemarin mah baru rembesan doang," ujar dia.
Nawi mengaku cukup khawatir atas kejadian tersebut. Pasalnya, sebagian penduduk masih memanfaatkan air dari sumur yang dikhawatirkan akan turut tercemari. Hal itu karena terlihat sejumlah ikan mati setelah minyak berceceran di sungai.
(mso/mso)