Saat 70 Karyawan Pabrik di Majalengka Kesurupan Setelah Sejam Kerja

Round-Up

Saat 70 Karyawan Pabrik di Majalengka Kesurupan Setelah Sejam Kerja

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 26 Apr 2024 09:00 WIB
Potret kesurupan massal di sebuah pabrik di Jatiwangi, Majalengka
Kesurupan massal di Majalengka (Foto: Istimewa).
Majalengka - Tragedi mengherankan terjadi di Majalengka. Baru satu jam bekerja, para pekerja pabrik yang berada di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka mengalami kesurupan massal.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/4/2024) dan menimpa kurang lebih sebanyak 70 karyawan. Video tragedi tersebut viral di media sosial (Medsos). Terlihat dalam rekaman, suasana pabrik tampak mencekam dan sejumlah karyawan juga terlihat berteriak histeris.

"Menurut informasi yang minfo terima dari teman minfo yang bekerja di salah satu pabrik yang ada di Majalengka. Hari ini Kamis (25/4/2024) telah terjadi kesurupan massal dikabarkan ada 70 pegawai yang mengalami hal serupa," tulis Instagram @infomjlk seperti yang dikutip detikJabar.

Salah seorang karyawan pabrik tersebut menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB atau tepatnya terjadi setelah beberapa saat masuk jam kerja.

"Sekitar satu jam setelah mulai masuk kerja kejadiannya," kata seorang karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dia juga membenarkan, sebanyak puluhan karyawan pabrik mengalami kesurupan massal. Adapun awal mula kesurupan ini terjadi di salah satu gedung yang berada di pabrik tersebut.

"Kayaknya mah ada puluhan. Hanya dari satu gedung," ujar dia.

Dia juga menggambarkan suasana mencekam di lokasi saat terjadi kesurupan massal. Menurutnya, hampir semua karyawan yang mengalami kesurupan teriak histeris.

"Ada juga yang teriak-teriak kasar, nyebutin binatang gitu," ucap dia.

Atas peristiwa ini, karyawan yang bekerja khususnya di gedung tersebut dibolehkan pulang lebih awal. Hal itu agar kesurupan massal tidak terus meluas.

Rupanya, kasus kesurupan massal tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, kasus kesurupan juga sempat terjadi menimpa beberapa karyawan sekitar 1-2 orang saja.

Bahkan dikatakan oleh salah seorang karyawan lainnya, kasus tersebut menjadi kasus kesurupan dengan korban terbanyak. "Sebelumnya juga ada, tapi paling satu, dua. Sekarang paling banyak," kata karyawan lainnya.

Salah seorang karyawan dikabarkan sempat dilarikan ke puskesmas terdekat. Menurut dokter UPTD Puskesmas Jatiwangi dr. Syifa, karyawan tersebut saat ini sudah kembali pulih sehat.

"Dari hasil pemeriksaan si tetehnya (karyawan yang mengalami kesurupan) ada nyeri di perut dan kemudian, tadi ditanyakan belum sarapan. Pas datang udah sadar udah tenang ditanya jawab dan nyambung," ujar dr Syifa.

Peristiwa kesurupan tersebut sejatinya dalam bahasa medis disebut histeria. Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter UPTD Puskesmas Jatiwangi, Eman S bahwa histeria menimbulkan efek domino terhadap lingkungan sekitarnya.

"Namanya histeria dalam pandangan segi medis psikologi. Kalau yang namanya histeria dalam kejiwaan jadi mudah kepancing, misal satu orang kena yang lain kena, jadi kayak efek domino, tapi tergantung yang bersangkutannya," kata Eman kepada detikJabar.

Kejadian yang kerap disebut kesurupan itu bisa dipicu beberapa faktor. Menurutnya, salah satu faktornya bisa dari kelelahan. Telat makan juga bisa menjadi pemicunya.

"Bisa kecapekan, banyak faktor, mungkin tidak sarapan, kerja kurang mendukung sehingga mentalnya mudah terpengaruh," ujar Eman.

Menurutnya, agar tidak mudah terpapar histeria, isi perut tidak boleh kosong saat bekerja. Hal itu agar tubuh mendapatkan tenaga dan nutrisi.

"Kalau mau kerja sarapan dulu sehingga ada tenaga untuk bekerja. Kalau kerja dalam kondisi perut kosong kan kurang bertenaga, ditambah tekanan pekerjaan dan apalagi faktor stresnya tinggi. Kalau sarapan dulu, lebih optimal dan ada tenaga dari nutrisi makanan saat sarapan," jelas dia. (aau/mso)



Hide Ads