Naiknya harga beras sejak dua pekan terakhir membuat para pelaku usaha yang menggunakan beras sebagai bahan baku utama menjerit. Salah satunya, Yani (61), selaku pengusaha produsen lontong asal Kota Cirebon. Ia mengaku naiknya harga beras berpengaruh terhadap keuntungan dalam dua pekan terakhir.
"Harga beras sekarang udah nggak masuk akal, otomatis keuntungan juga ikut turun," kata dia kepada detikJabar saat ditemui di rumah produksi lontong di Kampung Sicalung, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Rabu (21/2/2024).
Wanita yang sudah puluhan tahun berjualan lontong ini mengaku beras premium yang menjadi bahan baku lontongnya mengalami kenaikan cukup signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu pake beras premium, sekarang satu karung beras yang 25 kilogram harganya Rp375.000. Dari sebelumnya Rp250.000 per karung," terangnya.
Ia juga mengatakan, saat ini tidak dapat berbuat banyak dengan naiknya harga beras. Pasalnya, ia tidak berani untuk mengubah ukuran atau mengurangi bobot lontong karena enggan mengecewakam konsumen tetapnya.
"Beras naik tapi saya enggak mau ngurangin ukuran atau ngurangin berasnya, saya takut pelanggan saya kecewa," terangnya.
Dalam sehari, ia bisa menghabiskan dua karung beras premium seberat 25 kilogram sebagai bahan baku utama lontongnya. "Sehari ya bisa habis dua karung beras, soalnya sehari saya bisa produksi sebanyak 3 ribu lontong," bebernya.
Ia berharap pemerintah bisa mengembalikan harga beras seperti semula. Pasalnya di rumah produksi lontong miliknya terdapat sejumlah warga sekitar yang di karyakan olehnya.
"Mintanya harga beras cepet turun, soalnya kan beberapa orang sini juga ikut kerja di saya dan saya enggak mau mereka kehilangan pekerjaannya," pungkasnya.