Didin Muhyidin (39) warga Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, terus dihantui rasa takut oleh tas peninggalan ayahnya sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Tas tersebut diwasiatkan oleh ayahnya saat masih hidup agar tidak dibuka sembarangan. Pesan yang disampaikan ayahnya itu seakan menjadi momok menakutkan bagi Didin dan keluarga.
"Dulu, orang tua saya hanya berpesan kotak (tas) ini harus disimpan baik-baik, jangan dibuka sembarangan. Dan kami sekeluarga tidak tahu isinya," kata Didin kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, ayahnya telah berpulang sejak Didin masih SD. Ayahnya yang bernama Ibrahim Sobirin itu merupakan purnawirawan prajurit TNI.
Sebelum meninggal, ayahnya sempat menitipkan tas kepada dirinya dan keluarga. Ayahnya menitipkan pesan agar tas tersebut tidak dibuka sembarangan. Ia menganggap tas peninggalan ayahnya itu merupakan ancaman bagi dirinya dan keluarga.
![]() |
Rasa takut terus terngiang-ngiang dibenak Didin. Namun, di sisi lain ia juga penasaran dengan isi tas tersebut, hingga akhirnya Didin menyerahkan tas peninggalan ayahnya itu ke Babinsa Koramil 1714/Jatitujuh Kopka Asep Julianto yang juga merupakan teman masa kecilnya.
"Ayah saya pernah berpesan, kotak ini harus diserahkan ke TNI, sehingga saya yang teringat pesan itu langsung menghubungi Pak Asep (Julianto)," ujar Didin.
Setelah dicek, tas tersebut ternyata berisi dua pucuk senpi jenis revolver dan FN lengkap dengan magasinnya. Selain itu, tas tersebut juga berisi album foto ayahnya saat bertugas sebagai prajurit TNI, kancing seragam PDU, dan 43 butir peluru.
"Selama ini, kotaknya tersimpan di lemari, nggak ada yang menyentuh, dan saya juga benar-benar terkejut setelah mengetahui isinya dua pucuk senpi," ucap Didin.
Tas peninggalan ayahnya itu kini telah diserahkan ke Dandim 0617/Majalengka Letkol Inf Dudy Pilianto di Koramil 1714/Jatitujuh. Dandim menyampaikan, dua pucuk senpi itu diperkirakan berusia lebih dari 40 tahun-an.
Pihaknya, kata Dudy, menemukan label tulisan Kodam VI/Siliwangi Angkatan 74 dalam kotak penyimpanan dua pucuk senpi serta amunisinya sebanyak 43 butir. 43 butir peluru itu di antaranya 18 butir amunisi revolver dan 25 butir amunisi pistol FN.
"Untuk kondisi senpinya dipastikan sudah rusak, tetapi kami menemukan beberapa butir amunisi yang kemungkinan masih aktif," ujar Dudi.
Sementara itu, dua pucuk senpi itu tampak sudah usang dan berkarat, terutama untuk yang jenis revolver seluruh bagiannya terlihat lapuk termakan usia. Tak hanya itu, beberapa butir amunisi juga tampak berkarat, tetapi masih banyak yang terlihat mengkilap seperti masih dalam kondisi aktif.
(yum/yum)