detikJabar merangkum fakta-fakta yang terungkap dari bencana alam tersebut. Berikut fakta-faktanya.
60 Rumah Rusak
Abdul Fatah, Sub Koordinator Bidang Kedaruratan Logistik BPBD Kabupaten Indramayu mengatakan, 60 rumah yang rusak berada di Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Selain itu, kerusakan beberapa rumah dilaporkan di Desa Dadap. "Terdampak kurang lebih 60 (unit rumah). Data sementara 60 (unit)," kata Abdul Fatah di lokasi kejadian.
Genting-Atap Rumah Terbang
Rumah warga yang alami kerusakan di antaranya mengalami kerusakan dibagian genting dan atap.
Di lokasi kejadian, genting rumah terlihat berserakan di bawah setelah disapu puting beliung. Terlihat, ada juga sebagian dinding rumah yang roboh.
Beberapa rumah di Blok Karangpandan, Desa Juntinyuat nyaris tidak berbentuk setelah diterjang kencangnya angin. Bahkan, menurut warga, satu rumah semi permanen sempat terbang dan menghantam rumah lainnya.
"Yang rusak parah ada 3, yang satu ambruk dan yang dua roboh," ujar Abdul Fatah.
3 Orang Terluka
Kejadian angin puting beliung ini buat sejumlah warga alami luka. Petugas melarikan para korban ke puskesmas untuk diberikan perawatan medis.
Kabarnya, korban mengalami luka pada bagian kepala, kaki dan bagian perut akibat tertimpa reruntuhan material bangunan. "Ada tiga, sekarang sudah di evakuasi di Puskesmas," ucapnya.
Polisi Evakuasi Warga ke Tempat Aman
Dalam kejadian ini, pihak kepolisian sudah mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
"Kami melakukan evakuasi kepada warga ke tempat yang lebih aman, sampai saat ini kami masih melakukan pendataan kerusakan rumah warga," kata Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar didampingi Kasi Humas Polres Indramayu AKP Saefullah.
Pihak kepolisian juga saat ini masih melakukan pendataan terahap korban. Sementara kerugian, masih belum dapat ditaksir.
"Kami dan tim penanggulangan akan terus berkoordinasi untuk pemulihan situasi," ujarnya.
Kronologi Puting Beliung
Kusyanto (36) warga yang tinggal di Blok Karangpandan, Desa Juntinyuat menceritakan horornya kejadian angin puting beliung tersebut.
Menurutnya puting beliung datang sekitar pukul 08.30 WIB. Saat cuaca mendung, angin yang berputar kencang datang dari timur atau arah laut menuju permukiman warga. Angin pun bergerak bolak-balik.
"Angin dari timur terus ke barat, terus ke timur lagi terus balik lagi. Iya hantam rumah-rumah, di sana (Desa Dadap) ya ada," kata Kusyanto.
Kusyanto yang ketika itu sedang jadi kuli bangunan sontak membuatnya terkejut. Bahkan, tidak sedikit warga yang berhamburan keluar sesaat setelah melihat adanya angin puting beliung. Pasca kejadian, banyak rumah rusak.
"Banyak, yang ambruk di sini ada terus di sana. Iya orang pada keluar berhamburan lah, pada panik," tuturnya.
Warga Pegang Tiang Jemuran
Warga lainnya Kaeni menyaksikan fenomena alam yang membuatnya takut. Dari arah timur laut, Kaeni yang saat itu sedang menjemur pakaian, melihat kencangnya putaran angin yang hampir menghantamnya.
"Lagi mepei gombal ya ada angin terus kita gandulan pemean (Lagi jemur pakaian ya ada angin terus saya pegangan tiang jemuran)," ujar Kaeni.
Melihat angin, Kaeni sempat pasrah. Namun, ia teringat di dalam rumahnya ada anak dan cucunya. Hal itu sontak membuat Kaeni segera memasuki rumah untuk mengevakuasi keluarganya.
"Pas metu ndeleng angin kayak konon kuh terus kawur, karo anak kuh kejatuhan asbes (pas keluar lihat angin kayak gitu tuh terus terbang, sama anak tuh kejatuhan asbes)," jelasnya.
Rumah Kaeni Rata dengan Tanah
Akibat kejadian ini, rumah Kaeni rata dengan tanah. Rumahnya habis disapu angin puting beliung.
Kaeni tidak menyangka, rumah yang baru dibangun tahun 2022 lalu itu kini kembali rata dengan tanah. Saat itu, Kaeni dan keluarganya susah payah untuk bisa mendirikan rumah meski semi permanen. Bahkan, banyak warga yang turut menyumbang material.
"Anak ada 5, yang empat sudah berkeluarga tapi mereka belum pada punya rumah," tuturnya.
(wip/dir)