.webp)
Enam ekor sapi mati di Indramayu mati mendadak. Pemerintah turun tangan menginvestigasi peristiwa tersebut. Apa hasilnya?
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu beserta Balai Veteriner Subang berkolaborasi menginvestigasi hal tersebut. Sejauh ini, petugas menduga enam ekor sapi itu mati gegara keracunan pakan.
"Sudah, laporan peternak kami dapatkan Sabtu (18/11) kemarin pukul 9.30 WIB dan tim langsung kesana untuk investigasi, dengan dugaan penyebab kematian keracunan pakan," kata Plt Kapuskeswan drh. Septyadi Agung Leksono melalui pesan singkat, Senin (21/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, investigasi juga dilanjutkan pada hari berikutnya, Minggu (19/11) bersama Tim Laboratorium Balai Veteriner Subang. Dalam investigasi hari kedua pascakejadian, tim mengambil sejumlah sampel, mulai dari pakan hingga air dan tanah di lingkungan kandang.
"Sampel yang kami ambil, jerami, dedak bekatul, tetes tebu, air dan tanah lingkungan kandang," ujarnya.
Dijelaskan Agung, pengambilan sampel itu dilakukan sekaligus untuk diujikan terhadap penyakit antrax. Kendati, saat ini lanjut Agung, kasus tersebut belum pernah ditemukan di wilayah Kabupaten Indramayu. Namun, karena enam ekor sapi itu mendadak hal itu bisa menjadi satu indikasi adanya penyakit antrax.
"Uji tersebut untuk deteksi dini dari penyakit tersebut (antrax)," jelasnya.
Menurutnya, waktu pemeriksaan atau uji laboratorium terhadap sampel itu membutuhkan waktu yang cukup. Hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah fenomena tersebut termasuk penyakit antrax atau tidak.
"Hasilnya paling cepat satu minggu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya video peristiwa enam ekor sapi mati massal mendadak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat viral. Dalam video, sapi itu terlihat sudah tergeletak di kandangnya.
Dikonfirmasi detikJabar, Kepala Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu H. Kartana membenarkan peristiwa tersebut. Sapi-sapi mati misterius pada Sabtu (18/11) kemarin itu diketahui berada di blok Rancalintah RT 2 RW 1.
"Iya betul (ada sapi mati massal). Itu milik (dikelola) Pak Tinggal," kata Kartana dihubungi detikJabar, Minggu (19/11).
Kartana mengaku tidak mengetahui persis peristiwa tersebut. Namun, dari informasi yang ia dapatkan diketahui bahwa sapi warga mati massal sekitar pukul 10.00 WIB Sabtu (18/11).
Sapi-sapi itu mati dengan kondisi tergeletak di kandangnya. Peristiwa itu sontak membuat Tinggal panik karena sebelum ia mencari rumput, sapi masih dalam kondisi sehat.
"Kejadian Sabtu pagi, orangnya ngarit terus balik nah sekitar jam 10a-n meninggal 4 ekor," kata Kartana.
Selain empat ekor sapi yang sudah tergeletak, 2 ekor lainnya juga mulai sekarat. Sehingga, selang beberapa jam berikutnya sapi tersebut juga mati.
(dir/dir)
