Cara Warga Wates Majalengka Memuliakan Tanah Melalui Tari Nincak Bumi

Cara Warga Wates Majalengka Memuliakan Tanah Melalui Tari Nincak Bumi

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 18 Nov 2023 22:00 WIB
Tari Nincak Bumi Kampung Wates Majalengka
Tari Nincak Bumi Kampung Wates Majalengka. Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar
Majalengka -

Di tengah kemajuan zaman, tanah masih menjadi elemen yang sangat berharga bagi masyarakat Kabupaten Majalengka. Bahkan, bagi masyarakat Majalengka, tanah tidak melulu sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek.

Status tanah yang memiliki arti penting itu, digambarkan secara luwes dalam sebuah pertunjukan seni bertajuk Nincak Bumi. Pertunjukan ini digelar di Kampung Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka.

Perwakilan dari Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, Agni Ekayanti Sunarya mengatakan, tari Nincak Bumi diadopsi dari tradisi lokal yang pernah hidup di masa lalu. Dari sana, muncullah gerakan tari, yang kemudian disebut tari Nincak Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat tari Nincak Bumi pihaknya ingin menunjukkan betapa pentingnya memperlakukan tanah secara bermartabat. Menurutnya, tanah sudah semestinya tidak hanya diposisikan sebagai objek semata.

"Tema tari Nincak Bumi, kami adaptasi dari ritual tradisi. (Kemudian muncul) gagasan, itu namanya tubuh dan tanah. Terus kami mengumpulkan memori kolektif, misalnya pernah ada ritual apa aja yang mungkin sudah dilupakan. Lalu kami olah kembali menjadi gerak," kata Agni.

ADVERTISEMENT

Dari gagasan-gagasan yang muncul itu secara garis besar difokuskan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah tanah yang ada di daerah mereka.

"Gagasan intinya tentang tubuh dan tanah. Bagaimana kita bersyukur dan menikmati tanah yang ada di sini. (Akhirnya muncul) namanya Nincak Bumi," ujar Agni.

Tari Nincak Bumi ini mempunyai sejumlah rangkaian 'ritual'. Tolak bala hingga berdoa bersama adalah sejumlah rangakaian dari tari tersebut.

"Tadi dibagi menjadi tiga babak. Pertama bubuka, kemudian babak dua di museum wakare itu tolak bala. Kemudian yang terakhir, puncaknya itu ritual. Ritual (ungkapan) bersyukur. Penyucian kembali, mengawinkan antara air dan tanah, dan tadi menyadari tubuhnya ada di sini, dan menikmati," jelas Agni.

Sementara itu, dalam pelaksanaannya, pertunjukan tersebut diikuti oleh puluhan penari, kolaborasi antara warga Kabupaten Majalengka dan peserta kemah tari sasikirana 2023.

"Penari berasal dari (kalangan) guru-guru (di Majalengka) 20 orang. Diramaikan sama peserta kemah tari Sasikirana 2023. Itu ada 21 penari. Peserta kemah tari sendiri berasal dari 19 provinsi," ucap dia.

Terkait kemah tari Sasikirana sendiri, jelas dia, sudah berlangsung sejak 2015 lalu. Namun, kegiatan itu sempat terhenti sejak terjadi pandemi covid 19 beberapa waktu lalu.

"Mulai 2015 dan sempet terpotong pandemi, baru mulai lagi tahun sekarang. Untuk lokasi, kami biasa berpindah-pindah, dan sekarang di sini, di Jatiwangi," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads